JAKARTA, KOMPAS.com - Pernah bingung saat menerima resep dokter atau membaca obat yang dijual bebas? Jangan malu, Anda tidak sendiri. Beberapa nama obat memang kerapkali membuat kening berkerut. Supaya tidak salah, jenis obat di bawah ini bisa memandu Anda mengetahui obat apa yang sebenarnya diminum.
1. ACE inhibitor atau penghambat angiotensin converting enzim (ACE). Penghambat ACE ini merupakan kelompok obat untuk menurunkan tekanan darah.
2. Antasid dan alginates. Antasid digunakan untuk masalah dyspepsia atau maag. Beberapa jenis antasid bisa dijumpai tanpa membutuhkan resep.
3. Antibiotika. Juga dikenal sebagai antibakteri, merupakan jenis obat yang digunakan untuk masalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri.
4. Antidepresan. Sesuai dengan namanya, obat ini untuk mengatasi depresi. Ada beberapa jenis obat antidepresan. Namun, dua jenis yang sering digunakan, yaitu obat tricyclic seperti amitriptiline dan imipramine serta selective serotonin re-uptake inhibitors (SSRIs) seperti fluoxetine.
5. ntihistamin. Dikenal sebagai obat untuk alergi, seperti demam dan beberapa jenis batuk dan pengobatan flu.
6. Benzodiazepine. Kelompok obat ini juga dikenal sebagai penenang minor dan sedatif. Yang banyak dikenal adalah diazepam (dengan nama valium) dan nitrazepam (dengan nama mogadon).
7. Beta-antagonist. Obat jenis itu misalnya inhaler yang digunakan untuk melegakan serangan asma, mengandung beta-antagonist.
8. Beta-blocker. Beta-adrenoreceptor sering disebut sebagai beta-blockers, bekerja untuk jantung dan sistem sirkulasi darah. Fungsinya, mengurangi tekanan darah.
9. Calcium-channel blockers. Obat ini digunakan untuk masalah yang berhubungan dengan jantung dan sistem peredaran darah, termasuk tekanan darah tinggi dan angina.
10. Kontrasepsi oral kombinasi. Merupakan salah satu dari banyak metode pencegahan kehamilan. Dinamakan demikian karena obat tersebut merupakan kombinasi dari dua jenis hormon perempuan, yaitu estrogen dan progesterone.
11. Obat untuk mata. Beberapa kelompok termasuk dalam obat untuk mata, seperti glaukoma. Ada lima jenis obat yang digunakan untuk pengobatan glaukoma, yaitu miotik, simpatomimetik, penghambat beta, penghambat karbonik anhydrase, dan latanoprost.
12. H2 antagonist. Ada beberapa jenis obat untuk mengobati luka lambung dan salah cerna. Satu yang terpenting adalah obat-obatan dari jenis H2 antagonist.
13. Hormone replacement therapy (terapi sulih hormon). Terapi ini direkomendasikan kepada perempuan saat dan pasca menopause.
14. Inhaler steroid. Obat inhaler jenis kortikosteroid atau steroid, digunakan untuk mencedah terjadinya gejala asma.
15. Laksatif. Terdapat beberapa jenis obat laksatif yang bekerja dengan berbagai cara untuk meredakan atau mencegah terjadinya konstipasi (sembelit), seperti jenis diuretik.
16. Nonsteroid anti-inflammatory drugs (NSAIDs) atau obat nonsteroid antiperadangan. Biasa digunakan untuk mengurangi peradangan dan meredakan nyeri. Yang biasa digunakan adalah ibuprofen.
17. Parasetamol. Merupakan pereda nyeri. Kekuatannya hampir sama, tetapi tidak bekerja sebagai antiperadangan seperti aspirin.
18. Proton pump inhibitor, obat penghambat pompa proton. Merupakan jenis obat yang digunakan dalam mengobati luka pada lambung dengan menghambat produksi asam lambung.
19. Statin. Merupakan kelompok obat yang digunakan untuk menurunkan kolesterol darah.
20. Steroid topical. Kortikosteroid topical atau dikenal dengan krim steroid, digunakan pada kulit untuk meredakan eksim dan beberapa gangguan kulit lainnya. @diy
Kamis, 10 Desember 2009
Kamis, 03 Desember 2009
Pisang Membuat Otak Segar
Selain memberikan kontribusi gizi lebih tinggi daripada apel, pisang juga dapat menyediakan cadangan energi dengan cepat bila dibutuhkan. Termasuk ketika otak mengalami keletihan.
Makanan ringan dari pisang sangat populer bagi masyarakat di perkotaan maupun pedesaan. Beragam jenis makanan ringan dari pisang yang cukup populer antara lain kripik asal Lampung, sale (Bandung), molen (Bogor), dan epe (Makassar).
Ada laporan yang menyebutkan bahwa pisang berasal dari Asia Tenggara, Brasil, dan India. Di Asia Tenggara, pisang diyakini berasal dari Semenanjung Malaysia dan Filipina. Pisang telah lama berkembang di India, yaitu sejak 500 tahun sebelum Masehi dan menyebar sampai ke daerah Pasifik.
Pisang berkembang subur pada daerah tropis yang lembab, terutama di dataran rendah. Karena itu, di daerah hujan turun merata sepanjang tahun, produksi pisang dapat berlangsung tanpa mengenal musim. Tidak heran, Indonesia, Kepulauan Pasifik, dan Brasil terkenal sebagai negara pengekspor pisang.
Namun, Indonesia tidak termasuk dalam 15 negara terbesar di dunia yang mengonsumsi pisang. Masyarakat di negara-negara Afrika dan Amerika Latin dikenal sangat tinggi mengonsumsi pisang setiap tahunnya.
Berdasarkan cara konsumsi, pisang dikelompokkan dalam dua golongan, yaitu banana dan plantain. Banana adalah pisang yang lebih sering dikonsumsi dalam bentuk segar setelah buah matang, contohnya pisang ambon, susu, raja, seribu, dan sunripe. Plantain adalah pisang yang dikonsumsi setelah digoreng, direbus, dibakar, atau dikolak, seperti pisang kepok, siam, kapas, tanduk, dan uli.
Pisang mempunyai kandungan gizi sangat baik, antara lain menyediakan energi cukup tinggi dibandingkan dengan buah-buahan lain. Pisang kaya mineral seperti kalium, magnesium, fosfor, besi, dan kalsium. Pisang juga mengandung vitamin, yaitu C, B kompleks, B6, dan serotonin yang aktif sebagai neurotransmitter dalam kelancaran fungsi otak.
Energi Instan
Nilai energi pisang sekitar 136 kalori untuk setiap 100 gram, yang secara keseluruhan berasal dari karbohidrat. Nilai energi pisang dua kali lipat lebih tinggi daripada apel. Apel dengan berat sama (100 gram) hanya mengandung 54 kalori.
Karbohidrat pisang menyediakan energi sedikit lebih lambat dibandingkan dengan gula pasir dan sirup, tetapi lebih cepat dari nasi, biskuit, dan sejenis roti. Oleh sebab itu, banyak atlet saat jeda atau istirahat mengonsumsi pisang sebagai cadangan energi.
Kandungan energi pisang merupakan energi instan, yang mudah tersedia dalam waktu singkat, sehingga bermanfaat dalam menyediakan kebutuhan kalori sesaat. Karbohidrat pisang merupakan karbohidrat kompleks tingkat sedang dan tersedia secara bertahap, sehingga dapat menyediakan energi dalam waktu tidak terlalu cepat. Karbohidrat pisang merupakan cadangan energi yang sangat baik digunakan dan dapat secara cepat tersedia bagi tubuh.
Gula pisang merupakan gula buah, yaitu terdiri dari fruktosa yang mempunyai indek glikemik lebih rendah dibandingkan dengan glukosa, sehingga cukup baik sebagai penyimpan energi karena sedikit lebih lambat dimetabolisme. Sehabis bekerja keras atau berpikir, selalu timbul rasa kantuk. Keadaan ini merupakan tanda-tanda otak kekurangan energi, sehingga aktivitas secara biologis juga menurun.
Untuk melakukan aktivitasnya, otak memerlukan energi berupa glukosa. Glukosa darah sangat vital bagi otak untuk dapat berfungsi dengan baik, antara lain diekspresikan dalam kemampuan daya ingat. Glukosa tersebut terutama diperoleh dari sirkulasi darah otak karena glikogen sebagai cadangan glukosa sangat terbatas keberadaannya.
Glukosa darah terutama didapat dari asupan makanan sumber karbohidrat. Pisang adalah alternatif terbaik untuk menyediakan energi di saat-saat istirahat atau jeda, pada waktu otak sangat membutuhkan energi yang cepat tersedia untuk aktivitas biologis.
Namun, kandungan protein dan lemak pisang ternyata kurang bagus dan sangat rendah, yaitu hanya 2,3 persen dan 0,13 persen. Meski demikian, kandungan lemak dan protein pisang masih lebih tinggi dari apel, yang hanya 0,3 persen. Karena itu, tidak perlu takut kegemukan walau mengonsumsi pisang dalam jumlah banyak.
Kaya Mineral
Pisang kaya mineral seperti kalium, magnesium, fosfor, kalsium, dan besi. Bila dibandingkan dengan jenis makanan nabati lain, mineral pisang, khususnya besi, hampir seluruhnya (100 persen) dapat diserap tubuh.
Berdasarkan berat kering, kadar besi pisang mencapai 2 miligram per 100 gram dan seng 0,8 mg. Bandingkan dengan apel, yang hanya mengandung 0,2 mg besi dan 0,1 mg seng untuk berat 100 gram.
Kandungan vitaminnya sangat tinggi, terutama provitamin A, yaitu betakaroten, sebesar 45 mg per 100 gram berat kering, sedangkan pada apel hanya 15 mg. Pisang juga mengandung vitamin B, yaitu tiamin, riboflavin, niasin, dan vitamin B6 (piridoxin).
Kandungan vitamin B6 pisang cukup tinggi, yaitu sebesar 0,5 mg per 100 gram. Selain berfungsi sebagai koenzim untuk beberapa reaksi dalam metabolisme, vitamin B6 berperan dalam sintetis dan metabolisme protein, khususnya serotonin. Serotonin diyakini berperan aktif sebagai neurotransmitter dalam kelancaran fungsi otak.
Vitamin B6 juga berperan dalam metabolisme energi yang berasal dari karbohidrat. Peran vitamin B6 ini jelas mendukung ketersediaan energi bagi otak untuk aktivitas sehari-hari. @ DR. Ir. Faisal Anwar, MS
Staf Pengajar Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga IPB
Makanan ringan dari pisang sangat populer bagi masyarakat di perkotaan maupun pedesaan. Beragam jenis makanan ringan dari pisang yang cukup populer antara lain kripik asal Lampung, sale (Bandung), molen (Bogor), dan epe (Makassar).
Ada laporan yang menyebutkan bahwa pisang berasal dari Asia Tenggara, Brasil, dan India. Di Asia Tenggara, pisang diyakini berasal dari Semenanjung Malaysia dan Filipina. Pisang telah lama berkembang di India, yaitu sejak 500 tahun sebelum Masehi dan menyebar sampai ke daerah Pasifik.
Pisang berkembang subur pada daerah tropis yang lembab, terutama di dataran rendah. Karena itu, di daerah hujan turun merata sepanjang tahun, produksi pisang dapat berlangsung tanpa mengenal musim. Tidak heran, Indonesia, Kepulauan Pasifik, dan Brasil terkenal sebagai negara pengekspor pisang.
Namun, Indonesia tidak termasuk dalam 15 negara terbesar di dunia yang mengonsumsi pisang. Masyarakat di negara-negara Afrika dan Amerika Latin dikenal sangat tinggi mengonsumsi pisang setiap tahunnya.
Berdasarkan cara konsumsi, pisang dikelompokkan dalam dua golongan, yaitu banana dan plantain. Banana adalah pisang yang lebih sering dikonsumsi dalam bentuk segar setelah buah matang, contohnya pisang ambon, susu, raja, seribu, dan sunripe. Plantain adalah pisang yang dikonsumsi setelah digoreng, direbus, dibakar, atau dikolak, seperti pisang kepok, siam, kapas, tanduk, dan uli.
Pisang mempunyai kandungan gizi sangat baik, antara lain menyediakan energi cukup tinggi dibandingkan dengan buah-buahan lain. Pisang kaya mineral seperti kalium, magnesium, fosfor, besi, dan kalsium. Pisang juga mengandung vitamin, yaitu C, B kompleks, B6, dan serotonin yang aktif sebagai neurotransmitter dalam kelancaran fungsi otak.
Energi Instan
Nilai energi pisang sekitar 136 kalori untuk setiap 100 gram, yang secara keseluruhan berasal dari karbohidrat. Nilai energi pisang dua kali lipat lebih tinggi daripada apel. Apel dengan berat sama (100 gram) hanya mengandung 54 kalori.
Karbohidrat pisang menyediakan energi sedikit lebih lambat dibandingkan dengan gula pasir dan sirup, tetapi lebih cepat dari nasi, biskuit, dan sejenis roti. Oleh sebab itu, banyak atlet saat jeda atau istirahat mengonsumsi pisang sebagai cadangan energi.
Kandungan energi pisang merupakan energi instan, yang mudah tersedia dalam waktu singkat, sehingga bermanfaat dalam menyediakan kebutuhan kalori sesaat. Karbohidrat pisang merupakan karbohidrat kompleks tingkat sedang dan tersedia secara bertahap, sehingga dapat menyediakan energi dalam waktu tidak terlalu cepat. Karbohidrat pisang merupakan cadangan energi yang sangat baik digunakan dan dapat secara cepat tersedia bagi tubuh.
Gula pisang merupakan gula buah, yaitu terdiri dari fruktosa yang mempunyai indek glikemik lebih rendah dibandingkan dengan glukosa, sehingga cukup baik sebagai penyimpan energi karena sedikit lebih lambat dimetabolisme. Sehabis bekerja keras atau berpikir, selalu timbul rasa kantuk. Keadaan ini merupakan tanda-tanda otak kekurangan energi, sehingga aktivitas secara biologis juga menurun.
Untuk melakukan aktivitasnya, otak memerlukan energi berupa glukosa. Glukosa darah sangat vital bagi otak untuk dapat berfungsi dengan baik, antara lain diekspresikan dalam kemampuan daya ingat. Glukosa tersebut terutama diperoleh dari sirkulasi darah otak karena glikogen sebagai cadangan glukosa sangat terbatas keberadaannya.
Glukosa darah terutama didapat dari asupan makanan sumber karbohidrat. Pisang adalah alternatif terbaik untuk menyediakan energi di saat-saat istirahat atau jeda, pada waktu otak sangat membutuhkan energi yang cepat tersedia untuk aktivitas biologis.
Namun, kandungan protein dan lemak pisang ternyata kurang bagus dan sangat rendah, yaitu hanya 2,3 persen dan 0,13 persen. Meski demikian, kandungan lemak dan protein pisang masih lebih tinggi dari apel, yang hanya 0,3 persen. Karena itu, tidak perlu takut kegemukan walau mengonsumsi pisang dalam jumlah banyak.
Kaya Mineral
Pisang kaya mineral seperti kalium, magnesium, fosfor, kalsium, dan besi. Bila dibandingkan dengan jenis makanan nabati lain, mineral pisang, khususnya besi, hampir seluruhnya (100 persen) dapat diserap tubuh.
Berdasarkan berat kering, kadar besi pisang mencapai 2 miligram per 100 gram dan seng 0,8 mg. Bandingkan dengan apel, yang hanya mengandung 0,2 mg besi dan 0,1 mg seng untuk berat 100 gram.
Kandungan vitaminnya sangat tinggi, terutama provitamin A, yaitu betakaroten, sebesar 45 mg per 100 gram berat kering, sedangkan pada apel hanya 15 mg. Pisang juga mengandung vitamin B, yaitu tiamin, riboflavin, niasin, dan vitamin B6 (piridoxin).
Kandungan vitamin B6 pisang cukup tinggi, yaitu sebesar 0,5 mg per 100 gram. Selain berfungsi sebagai koenzim untuk beberapa reaksi dalam metabolisme, vitamin B6 berperan dalam sintetis dan metabolisme protein, khususnya serotonin. Serotonin diyakini berperan aktif sebagai neurotransmitter dalam kelancaran fungsi otak.
Vitamin B6 juga berperan dalam metabolisme energi yang berasal dari karbohidrat. Peran vitamin B6 ini jelas mendukung ketersediaan energi bagi otak untuk aktivitas sehari-hari. @ DR. Ir. Faisal Anwar, MS
Staf Pengajar Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga IPB
Mengenang Bapak Sunda Oto Iskandar Di Nata, Misteri yang tak Kunjung Terkuak
DUA puluh Desember adalah waktu yang disepakati sebagai hari wafat Pahlawan Nasional Oto Iskandar di Nata (Otista). Namun, bagi orang Sunda, peristiwa itu tetap menyisakan tanya.
Misteri itu berawal pada 10 Desember 1945, ketika mantan Menteri Negara itu diculik Lasykar Hitam atas tuduhan sebagai mata-mata NICA. Sepuluh hari berselang, Otista dibunuh di Pantai Mauk Tangerang. Kasusnya mulai diselidiki pada 1951. Enam tahun kemudian, kasus itu disidangkan dan berakhir pada 1959. Moch. Mujitaba bin Murkam, salah seorang yang terlibat penculikan dan pembunuhan, kemudian dijatuhi hukuman 15 tahun penjara.
Mengusut kasus Otista memang sulit dan sangat kompleks. Selain keterbatasan kemampuan aparat saat itu, penyelidikan yang baru dimulai lima tahun setelah kejadian, tentu saja mengganggu bahkan menghilangkan bekas dan bukti kasus.
Adalah Moch. Enduh, polisi yang sudah melakukan penyelidikan sejak 1951. Berkat kegigihan Komisaris Polisi II itu lah, Mujitaba berhasil ditangkap pada 1956. Pengadilan kasus Otista pun berlangsung alot. Setelah 12 orang saksi berhasil dihadirkan di muka sidang, Mujitaba terus membantah telah membunuh Otista. Namun, ia tak bisa menolak keterlibatannya dalam peristiwa itu.
Pengadilan dipimpin Hakim Raffli Rasad dan jaksa R. Sutisna, Sirin St. Pangeran, dan Priyatna Abdulrasyid, yang bertugas secara bergantian. Sementara itu, pembelanya ialah Harjono Tjokrosubeno. Kepada Jaksa Priyatna, Mujitaba sempat “bernyanyi” soal keterlibatan sejumlah orang yang saat itu telah menjadi tokoh nasional. Sayang, upaya Priyatna untuk melakukan pengusutan lebih lanjut ditolak pengadilan.
**
Upaya mencari kaitan kematian Otista dengan Lasykar Hitam ternyata tidak membuahkan hasil memuaskan. Lasykar Hitam hanyalah pelaku lapangan. Organ itu bergerak di bawah Direktorium pimpinan K.H. Achmad Chairun, yang saat itu (1945-1946), mengambil alih pemerintahan Tangerang. Kepentingan rezim Chairun ini juga lemah sebab mereka memisahkan diri dari RI. Untuk apa mereka menculik “pengkhianat” RI kalau mereka sendiri tidak mengakui RI.
Rezim Chairun lebih tepat dikatakan telah “diorder” untuk menculik Otista. Lalu ditugaskanlah Lasykar Hitam yang menjadi inti dari Pasukan Berani Mati pimpinan Syekh Abdullah. Belum ditemukan informasi yang kuat, siapa mastermind yang “mengorder” penculikan dan pembunuhan itu.
Asumsi pada skenario ini adalah sedikitnya pengetahuan para pelaku terhadap sosok Otista. Di pengadilan, hampir semua saksi mengaku tidak mengenal Otista sebelumnya, kecuali Djumadi yang anggota BKR. Mereka hanya dibekali informasi bahwa Otista adalah “Mata-mata musuh yang menjual kota Bandung satu miliun!” Tidak jelas apakah dalam bentuk gulden atau rupiah. Adanya tuduhan ini faktual karena diakui dalam proses pengadilan. Lalu, dari mana angka satu miliun itu?
Ketika tentara Jepang panik karena pasukan Sekutu sudah tiba di Indonesia, sebagian dari mereka kebingungan dengan sejumlah dana yang terkumpul pada masa pendudukan. Di antara dana itu ada yang diserahkan kepada sejumlah tokoh sebagai bekal perjuangan. Menurut sumber yang masih harus diverifikasi, Otista adalah salah seorang yang menerima dana titipan itu. Seorang Jepang yang kemudian membantu perjuangan gerilya RI, mengakui pernah menyerahkan sejumlah uang kepada Otista. Demikianlah kira-kira sebab musabab adanya tuduhan Otista punya uang 1 juta itu.
**
Dengan hilangnya Otista, Bandung dan Jawa Barat kehilangan salah seorang pemimpinnya yang paling penting. Kepemimpinan di Bandung pun jadi cerai-berai. Jawa Barat dipimpin orang non-Sunda, sementara tokoh Sunda malah jadi pemimpin di daerah lain. Kekuatan kaum nasionalis di Bandung seolah kehilangan arah dan tumpuan. Mereka terjebak dalam situasi saling curiga. Oleh karena itulah Sekutu “lebih mudah” menaklukkan Bandung.
Apakah Lasykar Hitam dan Direktorium rezim Achmad Chairun diuntungkan dengan perbuatannya? Tidak. Yang mereka lakukan terbukti sia-sia belaka dan tidak menambah apa pun untuk perjuangan Republik selain penyesalan. Mereka malah mengotori perjuangan Republik karena memisahkan diri. Dalam konteks perjuangan yang lebih luas mereka juga bagian dari korban. Korban provokasi tokoh yang berkhianat atau korban intelijen musuh.
Apakah –kalau benar ada– kawan Otista yang berkhianat itu yang beruntung? Tidak juga. Sejarah kemudian mencatat bahwa Otista tidak bersalah dan namanya sudah dipulihkan dengan pengangkatannya sebagai Pahlawan Nasional. Sebaliknya sang kawan itu mungkin sampai akhir hayatnya memendam rasa takut dan sesal. Perbuatannya terbukti hanya merusak kesatuan perjuangan Republik.
Lalu siapa yang rugi? Yang rugi adalah para pemimpin republik karena hubungan mereka dengan rakyat diputus oleh pagar betis pemuda dan amuk massa di setiap sudut kota. Kendali mereka menjadi sangat lemah. Begitu pula yang paling rugi dari hilangnya Otista adalah perjuangan mempertahankan kemerdekaan Republik.
Hal itu diakui secara jujur oleh Presiden Sukarno (kantor berita Antara, 29/09/1950) bahwa Otista memang salah seorang putra Indonesia yang banyak sekali jasanya kepada tanah air dan bangsa. “Kalau umpamanya Tuan Oto sekarang ini masih hidup, sudah tentu beliau akan memberi lagi jasa-jasanya yang besar kepada negara kita ini dan banyak kesulitan yang kita hadapi sekarang ini lebih mudah diatasi.”
Kerugian juga dirasakan oleh warga Jawa Barat, masyarakat yang sejak awal 1930-an sudah dipersiapkan Otista untuk menyongsong kemerdekaan. Melalui Paguyuban Pasundan yang dipimpinnya sejak 1931, Otista terus-menerus menggelorakan semangat kemerdekaan melalui persatuan, kedisiplinan, dan kesungguhan bekerja. Kerugian orang Sunda atas hilangnya Otista itu tidak hanya dari aspek politik, tetapi juga dari aspek sosial, pendidikan, ekonomi, dan budaya.
Dari aspek sosial-pendidikan-ekonomi adalah kesulitan dalam menghidupkan kembali Paguyuban Pasundan. Sebagaimana diketahui, Paguyuban Pasundan ketika dibubarkan pada 1942 sedang dalam puncak keemasannya. Organisasi massa ini bergerak di banyak bidang sosial, pendidikan, dan ekonomi. Ada rumah sakit dan sekolah. Ada koperasi dan perbankan. Ada penerbitan dan percetakan. Ada organisasi perempuan dan pemuda dan banyak hal lain lagi. Dalam aspek kebudayaan, kerugian orang Sunda adalah hilangnya keseimbangan kepemimpinan.
**
Apakah kita sudah cukup menghormati jasa Otista? Tokoh Sunda ini sudah jadi Pahlawan Nasional. Ia juga sudah jadi nama jalan-jalan protokol di berbagai kota besar dan kecil. Dari sisi formal mungkin sudah memadai. Akan tetapi dari sisi kepentingan yang lebih luas, untuk tumbuh kembangnya budaya Sunda ke depan, rasanya kita masih perlu untuk lebih memberi lagi penghormatan. Umpamanya, membuatkan sebuah museum yang didekasikan untuk mengenang jasa dan perjuangannya (Lihat Museum Oto Iskandar di Nata: Sebuah Mimpi).
Oto Iskandar di Nata hidup hampir tanpa cela dan mati sebagai syahid. Mengenang Otista adalah seperti mengisi kembali bahan bakar yang hampir habis. Totalitasnya pada perjuangan benar-benar berakhir pada titik darahnya yang penghabisan. Sebagaimana pernah diamanatkan Otista, “Perbuatan yang harus dan mesti kita kerjakan sudah tentu adalah berjuang untuk menang”. Itulah panduan generasi Sunda sekarang, berjuang dan menang.
Kongres Pemuda Sunda (5-7 November 1956), memproklamasikan Oto Iskandar di Nata sebagai Bapak Sunda. “Yen Dewi Sartika jeung Oto Iskandar di Nata kudu dipieling ku urang Sunda saban taun minangka Ibu jeung Bapa Sunda” (Bahwa Dewi Sartika dan Oto Iskandar di Nata harus diperingati oleh orang Sunda setiap tahun sebagai Bapak dan Ibu Sunda). Proklamasi itu benar adanya. Memang, sudah selayaknya kalau Otista dijadikan sebagai Bapak Sunda. (Iip D. Yahya, dari berbagai sumber) ***
Senin, 24 Desember 2007
sumber:http://klipingut.wordpress.com
Misteri itu berawal pada 10 Desember 1945, ketika mantan Menteri Negara itu diculik Lasykar Hitam atas tuduhan sebagai mata-mata NICA. Sepuluh hari berselang, Otista dibunuh di Pantai Mauk Tangerang. Kasusnya mulai diselidiki pada 1951. Enam tahun kemudian, kasus itu disidangkan dan berakhir pada 1959. Moch. Mujitaba bin Murkam, salah seorang yang terlibat penculikan dan pembunuhan, kemudian dijatuhi hukuman 15 tahun penjara.
Mengusut kasus Otista memang sulit dan sangat kompleks. Selain keterbatasan kemampuan aparat saat itu, penyelidikan yang baru dimulai lima tahun setelah kejadian, tentu saja mengganggu bahkan menghilangkan bekas dan bukti kasus.
Adalah Moch. Enduh, polisi yang sudah melakukan penyelidikan sejak 1951. Berkat kegigihan Komisaris Polisi II itu lah, Mujitaba berhasil ditangkap pada 1956. Pengadilan kasus Otista pun berlangsung alot. Setelah 12 orang saksi berhasil dihadirkan di muka sidang, Mujitaba terus membantah telah membunuh Otista. Namun, ia tak bisa menolak keterlibatannya dalam peristiwa itu.
Pengadilan dipimpin Hakim Raffli Rasad dan jaksa R. Sutisna, Sirin St. Pangeran, dan Priyatna Abdulrasyid, yang bertugas secara bergantian. Sementara itu, pembelanya ialah Harjono Tjokrosubeno. Kepada Jaksa Priyatna, Mujitaba sempat “bernyanyi” soal keterlibatan sejumlah orang yang saat itu telah menjadi tokoh nasional. Sayang, upaya Priyatna untuk melakukan pengusutan lebih lanjut ditolak pengadilan.
**
Upaya mencari kaitan kematian Otista dengan Lasykar Hitam ternyata tidak membuahkan hasil memuaskan. Lasykar Hitam hanyalah pelaku lapangan. Organ itu bergerak di bawah Direktorium pimpinan K.H. Achmad Chairun, yang saat itu (1945-1946), mengambil alih pemerintahan Tangerang. Kepentingan rezim Chairun ini juga lemah sebab mereka memisahkan diri dari RI. Untuk apa mereka menculik “pengkhianat” RI kalau mereka sendiri tidak mengakui RI.
Rezim Chairun lebih tepat dikatakan telah “diorder” untuk menculik Otista. Lalu ditugaskanlah Lasykar Hitam yang menjadi inti dari Pasukan Berani Mati pimpinan Syekh Abdullah. Belum ditemukan informasi yang kuat, siapa mastermind yang “mengorder” penculikan dan pembunuhan itu.
Asumsi pada skenario ini adalah sedikitnya pengetahuan para pelaku terhadap sosok Otista. Di pengadilan, hampir semua saksi mengaku tidak mengenal Otista sebelumnya, kecuali Djumadi yang anggota BKR. Mereka hanya dibekali informasi bahwa Otista adalah “Mata-mata musuh yang menjual kota Bandung satu miliun!” Tidak jelas apakah dalam bentuk gulden atau rupiah. Adanya tuduhan ini faktual karena diakui dalam proses pengadilan. Lalu, dari mana angka satu miliun itu?
Ketika tentara Jepang panik karena pasukan Sekutu sudah tiba di Indonesia, sebagian dari mereka kebingungan dengan sejumlah dana yang terkumpul pada masa pendudukan. Di antara dana itu ada yang diserahkan kepada sejumlah tokoh sebagai bekal perjuangan. Menurut sumber yang masih harus diverifikasi, Otista adalah salah seorang yang menerima dana titipan itu. Seorang Jepang yang kemudian membantu perjuangan gerilya RI, mengakui pernah menyerahkan sejumlah uang kepada Otista. Demikianlah kira-kira sebab musabab adanya tuduhan Otista punya uang 1 juta itu.
**
Dengan hilangnya Otista, Bandung dan Jawa Barat kehilangan salah seorang pemimpinnya yang paling penting. Kepemimpinan di Bandung pun jadi cerai-berai. Jawa Barat dipimpin orang non-Sunda, sementara tokoh Sunda malah jadi pemimpin di daerah lain. Kekuatan kaum nasionalis di Bandung seolah kehilangan arah dan tumpuan. Mereka terjebak dalam situasi saling curiga. Oleh karena itulah Sekutu “lebih mudah” menaklukkan Bandung.
Apakah Lasykar Hitam dan Direktorium rezim Achmad Chairun diuntungkan dengan perbuatannya? Tidak. Yang mereka lakukan terbukti sia-sia belaka dan tidak menambah apa pun untuk perjuangan Republik selain penyesalan. Mereka malah mengotori perjuangan Republik karena memisahkan diri. Dalam konteks perjuangan yang lebih luas mereka juga bagian dari korban. Korban provokasi tokoh yang berkhianat atau korban intelijen musuh.
Apakah –kalau benar ada– kawan Otista yang berkhianat itu yang beruntung? Tidak juga. Sejarah kemudian mencatat bahwa Otista tidak bersalah dan namanya sudah dipulihkan dengan pengangkatannya sebagai Pahlawan Nasional. Sebaliknya sang kawan itu mungkin sampai akhir hayatnya memendam rasa takut dan sesal. Perbuatannya terbukti hanya merusak kesatuan perjuangan Republik.
Lalu siapa yang rugi? Yang rugi adalah para pemimpin republik karena hubungan mereka dengan rakyat diputus oleh pagar betis pemuda dan amuk massa di setiap sudut kota. Kendali mereka menjadi sangat lemah. Begitu pula yang paling rugi dari hilangnya Otista adalah perjuangan mempertahankan kemerdekaan Republik.
Hal itu diakui secara jujur oleh Presiden Sukarno (kantor berita Antara, 29/09/1950) bahwa Otista memang salah seorang putra Indonesia yang banyak sekali jasanya kepada tanah air dan bangsa. “Kalau umpamanya Tuan Oto sekarang ini masih hidup, sudah tentu beliau akan memberi lagi jasa-jasanya yang besar kepada negara kita ini dan banyak kesulitan yang kita hadapi sekarang ini lebih mudah diatasi.”
Kerugian juga dirasakan oleh warga Jawa Barat, masyarakat yang sejak awal 1930-an sudah dipersiapkan Otista untuk menyongsong kemerdekaan. Melalui Paguyuban Pasundan yang dipimpinnya sejak 1931, Otista terus-menerus menggelorakan semangat kemerdekaan melalui persatuan, kedisiplinan, dan kesungguhan bekerja. Kerugian orang Sunda atas hilangnya Otista itu tidak hanya dari aspek politik, tetapi juga dari aspek sosial, pendidikan, ekonomi, dan budaya.
Dari aspek sosial-pendidikan-ekonomi adalah kesulitan dalam menghidupkan kembali Paguyuban Pasundan. Sebagaimana diketahui, Paguyuban Pasundan ketika dibubarkan pada 1942 sedang dalam puncak keemasannya. Organisasi massa ini bergerak di banyak bidang sosial, pendidikan, dan ekonomi. Ada rumah sakit dan sekolah. Ada koperasi dan perbankan. Ada penerbitan dan percetakan. Ada organisasi perempuan dan pemuda dan banyak hal lain lagi. Dalam aspek kebudayaan, kerugian orang Sunda adalah hilangnya keseimbangan kepemimpinan.
**
Apakah kita sudah cukup menghormati jasa Otista? Tokoh Sunda ini sudah jadi Pahlawan Nasional. Ia juga sudah jadi nama jalan-jalan protokol di berbagai kota besar dan kecil. Dari sisi formal mungkin sudah memadai. Akan tetapi dari sisi kepentingan yang lebih luas, untuk tumbuh kembangnya budaya Sunda ke depan, rasanya kita masih perlu untuk lebih memberi lagi penghormatan. Umpamanya, membuatkan sebuah museum yang didekasikan untuk mengenang jasa dan perjuangannya (Lihat Museum Oto Iskandar di Nata: Sebuah Mimpi).
Oto Iskandar di Nata hidup hampir tanpa cela dan mati sebagai syahid. Mengenang Otista adalah seperti mengisi kembali bahan bakar yang hampir habis. Totalitasnya pada perjuangan benar-benar berakhir pada titik darahnya yang penghabisan. Sebagaimana pernah diamanatkan Otista, “Perbuatan yang harus dan mesti kita kerjakan sudah tentu adalah berjuang untuk menang”. Itulah panduan generasi Sunda sekarang, berjuang dan menang.
Kongres Pemuda Sunda (5-7 November 1956), memproklamasikan Oto Iskandar di Nata sebagai Bapak Sunda. “Yen Dewi Sartika jeung Oto Iskandar di Nata kudu dipieling ku urang Sunda saban taun minangka Ibu jeung Bapa Sunda” (Bahwa Dewi Sartika dan Oto Iskandar di Nata harus diperingati oleh orang Sunda setiap tahun sebagai Bapak dan Ibu Sunda). Proklamasi itu benar adanya. Memang, sudah selayaknya kalau Otista dijadikan sebagai Bapak Sunda. (Iip D. Yahya, dari berbagai sumber) ***
Senin, 24 Desember 2007
sumber:http://klipingut.wordpress.com
Mengenang Bapak Sunda Oto Iskandar Di Nata, Misteri yang tak Kunjung Terkuak
DUA puluh Desember adalah waktu yang disepakati sebagai hari wafat Pahlawan Nasional Oto Iskandar di Nata (Otista). Namun, bagi orang Sunda, peristiwa itu tetap menyisakan tanya.
Misteri itu berawal pada 10 Desember 1945, ketika mantan Menteri Negara itu diculik Lasykar Hitam atas tuduhan sebagai mata-mata NICA. Sepuluh hari berselang, Otista dibunuh di Pantai Mauk Tangerang. Kasusnya mulai diselidiki pada 1951. Enam tahun kemudian, kasus itu disidangkan dan berakhir pada 1959. Moch. Mujitaba bin Murkam, salah seorang yang terlibat penculikan dan pembunuhan, kemudian dijatuhi hukuman 15 tahun penjara.
Mengusut kasus Otista memang sulit dan sangat kompleks. Selain keterbatasan kemampuan aparat saat itu, penyelidikan yang baru dimulai lima tahun setelah kejadian, tentu saja mengganggu bahkan menghilangkan bekas dan bukti kasus.
Adalah Moch. Enduh, polisi yang sudah melakukan penyelidikan sejak 1951. Berkat kegigihan Komisaris Polisi II itu lah, Mujitaba berhasil ditangkap pada 1956. Pengadilan kasus Otista pun berlangsung alot. Setelah 12 orang saksi berhasil dihadirkan di muka sidang, Mujitaba terus membantah telah membunuh Otista. Namun, ia tak bisa menolak keterlibatannya dalam peristiwa itu.
Pengadilan dipimpin Hakim Raffli Rasad dan jaksa R. Sutisna, Sirin St. Pangeran, dan Priyatna Abdulrasyid, yang bertugas secara bergantian. Sementara itu, pembelanya ialah Harjono Tjokrosubeno. Kepada Jaksa Priyatna, Mujitaba sempat “bernyanyi” soal keterlibatan sejumlah orang yang saat itu telah menjadi tokoh nasional. Sayang, upaya Priyatna untuk melakukan pengusutan lebih lanjut ditolak pengadilan.
**
Upaya mencari kaitan kematian Otista dengan Lasykar Hitam ternyata tidak membuahkan hasil memuaskan. Lasykar Hitam hanyalah pelaku lapangan. Organ itu bergerak di bawah Direktorium pimpinan K.H. Achmad Chairun, yang saat itu (1945-1946), mengambil alih pemerintahan Tangerang. Kepentingan rezim Chairun ini juga lemah sebab mereka memisahkan diri dari RI. Untuk apa mereka menculik “pengkhianat” RI kalau mereka sendiri tidak mengakui RI.
Rezim Chairun lebih tepat dikatakan telah “diorder” untuk menculik Otista. Lalu ditugaskanlah Lasykar Hitam yang menjadi inti dari Pasukan Berani Mati pimpinan Syekh Abdullah. Belum ditemukan informasi yang kuat, siapa mastermind yang “mengorder” penculikan dan pembunuhan itu.
Asumsi pada skenario ini adalah sedikitnya pengetahuan para pelaku terhadap sosok Otista. Di pengadilan, hampir semua saksi mengaku tidak mengenal Otista sebelumnya, kecuali Djumadi yang anggota BKR. Mereka hanya dibekali informasi bahwa Otista adalah “Mata-mata musuh yang menjual kota Bandung satu miliun!” Tidak jelas apakah dalam bentuk gulden atau rupiah. Adanya tuduhan ini faktual karena diakui dalam proses pengadilan. Lalu, dari mana angka satu miliun itu?
Ketika tentara Jepang panik karena pasukan Sekutu sudah tiba di Indonesia, sebagian dari mereka kebingungan dengan sejumlah dana yang terkumpul pada masa pendudukan. Di antara dana itu ada yang diserahkan kepada sejumlah tokoh sebagai bekal perjuangan. Menurut sumber yang masih harus diverifikasi, Otista adalah salah seorang yang menerima dana titipan itu. Seorang Jepang yang kemudian membantu perjuangan gerilya RI, mengakui pernah menyerahkan sejumlah uang kepada Otista. Demikianlah kira-kira sebab musabab adanya tuduhan Otista punya uang 1 juta itu.
**
Dengan hilangnya Otista, Bandung dan Jawa Barat kehilangan salah seorang pemimpinnya yang paling penting. Kepemimpinan di Bandung pun jadi cerai-berai. Jawa Barat dipimpin orang non-Sunda, sementara tokoh Sunda malah jadi pemimpin di daerah lain. Kekuatan kaum nasionalis di Bandung seolah kehilangan arah dan tumpuan. Mereka terjebak dalam situasi saling curiga. Oleh karena itulah Sekutu “lebih mudah” menaklukkan Bandung.
Apakah Lasykar Hitam dan Direktorium rezim Achmad Chairun diuntungkan dengan perbuatannya? Tidak. Yang mereka lakukan terbukti sia-sia belaka dan tidak menambah apa pun untuk perjuangan Republik selain penyesalan. Mereka malah mengotori perjuangan Republik karena memisahkan diri. Dalam konteks perjuangan yang lebih luas mereka juga bagian dari korban. Korban provokasi tokoh yang berkhianat atau korban intelijen musuh.
Apakah –kalau benar ada– kawan Otista yang berkhianat itu yang beruntung? Tidak juga. Sejarah kemudian mencatat bahwa Otista tidak bersalah dan namanya sudah dipulihkan dengan pengangkatannya sebagai Pahlawan Nasional. Sebaliknya sang kawan itu mungkin sampai akhir hayatnya memendam rasa takut dan sesal. Perbuatannya terbukti hanya merusak kesatuan perjuangan Republik.
Lalu siapa yang rugi? Yang rugi adalah para pemimpin republik karena hubungan mereka dengan rakyat diputus oleh pagar betis pemuda dan amuk massa di setiap sudut kota. Kendali mereka menjadi sangat lemah. Begitu pula yang paling rugi dari hilangnya Otista adalah perjuangan mempertahankan kemerdekaan Republik.
Hal itu diakui secara jujur oleh Presiden Sukarno (kantor berita Antara, 29/09/1950) bahwa Otista memang salah seorang putra Indonesia yang banyak sekali jasanya kepada tanah air dan bangsa. “Kalau umpamanya Tuan Oto sekarang ini masih hidup, sudah tentu beliau akan memberi lagi jasa-jasanya yang besar kepada negara kita ini dan banyak kesulitan yang kita hadapi sekarang ini lebih mudah diatasi.”
Kerugian juga dirasakan oleh warga Jawa Barat, masyarakat yang sejak awal 1930-an sudah dipersiapkan Otista untuk menyongsong kemerdekaan. Melalui Paguyuban Pasundan yang dipimpinnya sejak 1931, Otista terus-menerus menggelorakan semangat kemerdekaan melalui persatuan, kedisiplinan, dan kesungguhan bekerja. Kerugian orang Sunda atas hilangnya Otista itu tidak hanya dari aspek politik, tetapi juga dari aspek sosial, pendidikan, ekonomi, dan budaya.
Dari aspek sosial-pendidikan-ekonomi adalah kesulitan dalam menghidupkan kembali Paguyuban Pasundan. Sebagaimana diketahui, Paguyuban Pasundan ketika dibubarkan pada 1942 sedang dalam puncak keemasannya. Organisasi massa ini bergerak di banyak bidang sosial, pendidikan, dan ekonomi. Ada rumah sakit dan sekolah. Ada koperasi dan perbankan. Ada penerbitan dan percetakan. Ada organisasi perempuan dan pemuda dan banyak hal lain lagi. Dalam aspek kebudayaan, kerugian orang Sunda adalah hilangnya keseimbangan kepemimpinan.
**
Apakah kita sudah cukup menghormati jasa Otista? Tokoh Sunda ini sudah jadi Pahlawan Nasional. Ia juga sudah jadi nama jalan-jalan protokol di berbagai kota besar dan kecil. Dari sisi formal mungkin sudah memadai. Akan tetapi dari sisi kepentingan yang lebih luas, untuk tumbuh kembangnya budaya Sunda ke depan, rasanya kita masih perlu untuk lebih memberi lagi penghormatan. Umpamanya, membuatkan sebuah museum yang didekasikan untuk mengenang jasa dan perjuangannya (Lihat Museum Oto Iskandar di Nata: Sebuah Mimpi).
Oto Iskandar di Nata hidup hampir tanpa cela dan mati sebagai syahid. Mengenang Otista adalah seperti mengisi kembali bahan bakar yang hampir habis. Totalitasnya pada perjuangan benar-benar berakhir pada titik darahnya yang penghabisan. Sebagaimana pernah diamanatkan Otista, “Perbuatan yang harus dan mesti kita kerjakan sudah tentu adalah berjuang untuk menang”. Itulah panduan generasi Sunda sekarang, berjuang dan menang.
Kongres Pemuda Sunda (5-7 November 1956), memproklamasikan Oto Iskandar di Nata sebagai Bapak Sunda. “Yen Dewi Sartika jeung Oto Iskandar di Nata kudu dipieling ku urang Sunda saban taun minangka Ibu jeung Bapa Sunda” (Bahwa Dewi Sartika dan Oto Iskandar di Nata harus diperingati oleh orang Sunda setiap tahun sebagai Bapak dan Ibu Sunda). Proklamasi itu benar adanya. Memang, sudah selayaknya kalau Otista dijadikan sebagai Bapak Sunda. (Iip D. Yahya, dari berbagai sumber) ***
Senin, 24 Desember 2007
Misteri itu berawal pada 10 Desember 1945, ketika mantan Menteri Negara itu diculik Lasykar Hitam atas tuduhan sebagai mata-mata NICA. Sepuluh hari berselang, Otista dibunuh di Pantai Mauk Tangerang. Kasusnya mulai diselidiki pada 1951. Enam tahun kemudian, kasus itu disidangkan dan berakhir pada 1959. Moch. Mujitaba bin Murkam, salah seorang yang terlibat penculikan dan pembunuhan, kemudian dijatuhi hukuman 15 tahun penjara.
Mengusut kasus Otista memang sulit dan sangat kompleks. Selain keterbatasan kemampuan aparat saat itu, penyelidikan yang baru dimulai lima tahun setelah kejadian, tentu saja mengganggu bahkan menghilangkan bekas dan bukti kasus.
Adalah Moch. Enduh, polisi yang sudah melakukan penyelidikan sejak 1951. Berkat kegigihan Komisaris Polisi II itu lah, Mujitaba berhasil ditangkap pada 1956. Pengadilan kasus Otista pun berlangsung alot. Setelah 12 orang saksi berhasil dihadirkan di muka sidang, Mujitaba terus membantah telah membunuh Otista. Namun, ia tak bisa menolak keterlibatannya dalam peristiwa itu.
Pengadilan dipimpin Hakim Raffli Rasad dan jaksa R. Sutisna, Sirin St. Pangeran, dan Priyatna Abdulrasyid, yang bertugas secara bergantian. Sementara itu, pembelanya ialah Harjono Tjokrosubeno. Kepada Jaksa Priyatna, Mujitaba sempat “bernyanyi” soal keterlibatan sejumlah orang yang saat itu telah menjadi tokoh nasional. Sayang, upaya Priyatna untuk melakukan pengusutan lebih lanjut ditolak pengadilan.
**
Upaya mencari kaitan kematian Otista dengan Lasykar Hitam ternyata tidak membuahkan hasil memuaskan. Lasykar Hitam hanyalah pelaku lapangan. Organ itu bergerak di bawah Direktorium pimpinan K.H. Achmad Chairun, yang saat itu (1945-1946), mengambil alih pemerintahan Tangerang. Kepentingan rezim Chairun ini juga lemah sebab mereka memisahkan diri dari RI. Untuk apa mereka menculik “pengkhianat” RI kalau mereka sendiri tidak mengakui RI.
Rezim Chairun lebih tepat dikatakan telah “diorder” untuk menculik Otista. Lalu ditugaskanlah Lasykar Hitam yang menjadi inti dari Pasukan Berani Mati pimpinan Syekh Abdullah. Belum ditemukan informasi yang kuat, siapa mastermind yang “mengorder” penculikan dan pembunuhan itu.
Asumsi pada skenario ini adalah sedikitnya pengetahuan para pelaku terhadap sosok Otista. Di pengadilan, hampir semua saksi mengaku tidak mengenal Otista sebelumnya, kecuali Djumadi yang anggota BKR. Mereka hanya dibekali informasi bahwa Otista adalah “Mata-mata musuh yang menjual kota Bandung satu miliun!” Tidak jelas apakah dalam bentuk gulden atau rupiah. Adanya tuduhan ini faktual karena diakui dalam proses pengadilan. Lalu, dari mana angka satu miliun itu?
Ketika tentara Jepang panik karena pasukan Sekutu sudah tiba di Indonesia, sebagian dari mereka kebingungan dengan sejumlah dana yang terkumpul pada masa pendudukan. Di antara dana itu ada yang diserahkan kepada sejumlah tokoh sebagai bekal perjuangan. Menurut sumber yang masih harus diverifikasi, Otista adalah salah seorang yang menerima dana titipan itu. Seorang Jepang yang kemudian membantu perjuangan gerilya RI, mengakui pernah menyerahkan sejumlah uang kepada Otista. Demikianlah kira-kira sebab musabab adanya tuduhan Otista punya uang 1 juta itu.
**
Dengan hilangnya Otista, Bandung dan Jawa Barat kehilangan salah seorang pemimpinnya yang paling penting. Kepemimpinan di Bandung pun jadi cerai-berai. Jawa Barat dipimpin orang non-Sunda, sementara tokoh Sunda malah jadi pemimpin di daerah lain. Kekuatan kaum nasionalis di Bandung seolah kehilangan arah dan tumpuan. Mereka terjebak dalam situasi saling curiga. Oleh karena itulah Sekutu “lebih mudah” menaklukkan Bandung.
Apakah Lasykar Hitam dan Direktorium rezim Achmad Chairun diuntungkan dengan perbuatannya? Tidak. Yang mereka lakukan terbukti sia-sia belaka dan tidak menambah apa pun untuk perjuangan Republik selain penyesalan. Mereka malah mengotori perjuangan Republik karena memisahkan diri. Dalam konteks perjuangan yang lebih luas mereka juga bagian dari korban. Korban provokasi tokoh yang berkhianat atau korban intelijen musuh.
Apakah –kalau benar ada– kawan Otista yang berkhianat itu yang beruntung? Tidak juga. Sejarah kemudian mencatat bahwa Otista tidak bersalah dan namanya sudah dipulihkan dengan pengangkatannya sebagai Pahlawan Nasional. Sebaliknya sang kawan itu mungkin sampai akhir hayatnya memendam rasa takut dan sesal. Perbuatannya terbukti hanya merusak kesatuan perjuangan Republik.
Lalu siapa yang rugi? Yang rugi adalah para pemimpin republik karena hubungan mereka dengan rakyat diputus oleh pagar betis pemuda dan amuk massa di setiap sudut kota. Kendali mereka menjadi sangat lemah. Begitu pula yang paling rugi dari hilangnya Otista adalah perjuangan mempertahankan kemerdekaan Republik.
Hal itu diakui secara jujur oleh Presiden Sukarno (kantor berita Antara, 29/09/1950) bahwa Otista memang salah seorang putra Indonesia yang banyak sekali jasanya kepada tanah air dan bangsa. “Kalau umpamanya Tuan Oto sekarang ini masih hidup, sudah tentu beliau akan memberi lagi jasa-jasanya yang besar kepada negara kita ini dan banyak kesulitan yang kita hadapi sekarang ini lebih mudah diatasi.”
Kerugian juga dirasakan oleh warga Jawa Barat, masyarakat yang sejak awal 1930-an sudah dipersiapkan Otista untuk menyongsong kemerdekaan. Melalui Paguyuban Pasundan yang dipimpinnya sejak 1931, Otista terus-menerus menggelorakan semangat kemerdekaan melalui persatuan, kedisiplinan, dan kesungguhan bekerja. Kerugian orang Sunda atas hilangnya Otista itu tidak hanya dari aspek politik, tetapi juga dari aspek sosial, pendidikan, ekonomi, dan budaya.
Dari aspek sosial-pendidikan-ekonomi adalah kesulitan dalam menghidupkan kembali Paguyuban Pasundan. Sebagaimana diketahui, Paguyuban Pasundan ketika dibubarkan pada 1942 sedang dalam puncak keemasannya. Organisasi massa ini bergerak di banyak bidang sosial, pendidikan, dan ekonomi. Ada rumah sakit dan sekolah. Ada koperasi dan perbankan. Ada penerbitan dan percetakan. Ada organisasi perempuan dan pemuda dan banyak hal lain lagi. Dalam aspek kebudayaan, kerugian orang Sunda adalah hilangnya keseimbangan kepemimpinan.
**
Apakah kita sudah cukup menghormati jasa Otista? Tokoh Sunda ini sudah jadi Pahlawan Nasional. Ia juga sudah jadi nama jalan-jalan protokol di berbagai kota besar dan kecil. Dari sisi formal mungkin sudah memadai. Akan tetapi dari sisi kepentingan yang lebih luas, untuk tumbuh kembangnya budaya Sunda ke depan, rasanya kita masih perlu untuk lebih memberi lagi penghormatan. Umpamanya, membuatkan sebuah museum yang didekasikan untuk mengenang jasa dan perjuangannya (Lihat Museum Oto Iskandar di Nata: Sebuah Mimpi).
Oto Iskandar di Nata hidup hampir tanpa cela dan mati sebagai syahid. Mengenang Otista adalah seperti mengisi kembali bahan bakar yang hampir habis. Totalitasnya pada perjuangan benar-benar berakhir pada titik darahnya yang penghabisan. Sebagaimana pernah diamanatkan Otista, “Perbuatan yang harus dan mesti kita kerjakan sudah tentu adalah berjuang untuk menang”. Itulah panduan generasi Sunda sekarang, berjuang dan menang.
Kongres Pemuda Sunda (5-7 November 1956), memproklamasikan Oto Iskandar di Nata sebagai Bapak Sunda. “Yen Dewi Sartika jeung Oto Iskandar di Nata kudu dipieling ku urang Sunda saban taun minangka Ibu jeung Bapa Sunda” (Bahwa Dewi Sartika dan Oto Iskandar di Nata harus diperingati oleh orang Sunda setiap tahun sebagai Bapak dan Ibu Sunda). Proklamasi itu benar adanya. Memang, sudah selayaknya kalau Otista dijadikan sebagai Bapak Sunda. (Iip D. Yahya, dari berbagai sumber) ***
Senin, 24 Desember 2007
Selasa, 01 Desember 2009
Kiat agar Otak Tetap Tajam Sampai Tua
Selasa, 1 Desember 2009 | 12:10 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Saat memasuki usia 30-an, kemampuan berpikir seseorang bisa saja mulai menurun. Bahkan menginjak usia 60-an, penuaan sel-sel saraf dalam otak tak bisa terhindarkan, sehingga kerap memicu terjadinya kepikunan atau demensia.
Meski proses penuaan ini tidak dapat dihindari, namun ada upaya yang dilakukan supaya kepikunan dapat dihindari atau setidaknya ditunda. Menurut para ahli, kepikunan dapat dihindari dengan membiasakan gaya hidup sehat dan melakukan stimulasi kognitif agar sel-sel otak terus aktif. Dengan begitu, sel-sel saraf akan terus menghasilkan zat neurotransmitter yang dibutuhkan otak.
Nah..supaya kemampuan otak Anda terpelihara sampai tua. Ada baiknya Anda melakukan beberapa aktivitas di bawah ini disesuaikan dengan usia.
Usia 30-an:
Flossing setiap hari :
Kebiasaan menyukai permen dan melupakan flossing ada kesamaannya. Keduanya sama-sama berkontribusi menimbulkan plak pada gigi, dan juga ternyata sangat buruk pada otak anda.
“Plak di antara gigi dapat menyebabkan reaksi imun yang dapat menyerang arteri, sehingga tak dapat mengirim nutrisi yang vital ke sel otak,” ucap Michael Roizen, MD, penulis YOU-The Owner’s Manual: An Insider’s Guide to the Body that Will Make You Healthier and Younger. Lalu apa solusinya? Lakukan flossing setiap hari saat mengawali aktivitas di pagi hari.
Makan ikan :
Tengoklah ke laut untuk memberi "makan" otak Anda makan. DHA, sejenis asam lemak omega 3 yang dapat ditemukan di salmon, ikan trout, dan beberapa makanan fortifikasi, seperti yoghurt dapat meningkatkan daya ingat anda.
“DHA menurunkan peradangan arteri dan meningkatkan perbaikan lapisan pelindung di sekitar saraf, “ kata Dr. Roizen. “Hasilnya, berkaitan dengan umur, berkurangnya penurunan ingatan, berkurangnya penyakit Alzheimer, depresi, dan pikiran yang lebih cepat.”
Usia 40-an
Curi mainan Si Kecil :
Ada versi baru Kubus Rubik yang pernah anda cintai sewaktu kecil. Bentuknya tiga dimensi seperti 360 derajat dan ini sangat baik untuk otak di setiap umur, karena dapat mempertajam kemampuan menyelesaikan masalah, ucap ahli psikologi saraf, Karen Spangenberg Postal, PhD, yang juga presiden Massachusetts Psychological Association.
Kuncinya : Saat anda bermain, anda bekerja dengan memori, strategi dan ketrampilan spasial yang dibutuhkan untuk meningkatkan kesehatan otak. Bagaimana kalau anda frustasi bermain Kubus? Jangan khawatir: setiap permainan yang menuntut anda berpikir akan sangat membantu.
Sempatkan olahraga :
Paculah detak jantung anda tiga kali dalam seminggu selama 20 menit. Bahkan hanya dengan berjalan kaki, akan memasok otak Anda dengan oksigen dan membantunya menumbuhkan sel baru.
"Latihan aerobik dua hingga tiga kali sama efektifnya seperti aktivitas latihan otak,” ucap Sam Wang, PhD, Professor ilmu saraf di Princeton University dan penulis Welcome to Your Brain: Why You Lose Your Car Keys but Never Forget How to Drive dan Other Puzzles of Everyday Life.
Tak masalah jika anda tak punya waktu untuk ke gym pada akhir minggu.
Penelitian terbaru menunjukkan, olahraga sedang hingga berat meski
hanya sekali seminggu (misalnya joging akhir pekan) dapat membuat
anda 30 persen mempertahankan fungsi kognitif anda seperti usia anda.
Mulailah klub bridge :
Jika Anda bosan dengan klub buku dan lelah dengan pesta malam, permainan kartu bridge cepat dianjurkan oleh para dokter. Kombinasi strategi dan memori pada bridge menantang otak untuk mempelajari informasi baru dan melatih sel-sel sehingga tidak mati, ucap Dr Postal. Bersosialisasi sambil bermain kartu pun memberi penyegaran bagi otak, yang tak dapat ditawarkan pada permainan solo.
Umur 50an ke atas
Pakailah sumpit
Penelitian menunjukkan bahwa dengan melibatkan sel-sel saraf di ujung jari secara langsung merangsang otak Anda," kata Maoshing Ni, PhD, penulis Second Spring: Dr. Mao’s Hundreds of Natural Secrets for Women to Revitalize and Regenerate at Any Age.
Memakai sumpit, merajut, atau bermain dengan pen atau pensil di antara jemari anda, dapat membantu otak dengan meningkatkan peredaran darah.
Bermain video game
Anda tak perlu merasa terlalu tua bermain Wii atau permainan lainya yang melatih otak.”Saat ada sesuatu yang baru dalam video game, anda akan merangsang berbagai bagian otak yang biasanya tidak anda gunakan dari hari ke hari," kata Reon Baird, PhD, ahli psikologi saraf dari Long Beach Memorial Medical Center.
Hati-hati dengan Obat-obatan
Hati-hati menggunakan pil tidur atau penghilang rasa sakit. Penelitian di Clinical Interventions in Aging menunjukkan obat-obatan tanpa resep dapat menyebabkan “kerusakan kognitif” seperti kebingunan pada orang paruh baya. Obat yang dikenal sebagai diphenhydramine (banyak terdapat pada obat alergi dan penghilang rasa sakit pada malam hari) memiliki efek “anticholinergic”, yang memblok hubungan antar sel saraf.
M14-09
Editor: acandra
Sumber : Times of India
JAKARTA, KOMPAS.com - Saat memasuki usia 30-an, kemampuan berpikir seseorang bisa saja mulai menurun. Bahkan menginjak usia 60-an, penuaan sel-sel saraf dalam otak tak bisa terhindarkan, sehingga kerap memicu terjadinya kepikunan atau demensia.
Meski proses penuaan ini tidak dapat dihindari, namun ada upaya yang dilakukan supaya kepikunan dapat dihindari atau setidaknya ditunda. Menurut para ahli, kepikunan dapat dihindari dengan membiasakan gaya hidup sehat dan melakukan stimulasi kognitif agar sel-sel otak terus aktif. Dengan begitu, sel-sel saraf akan terus menghasilkan zat neurotransmitter yang dibutuhkan otak.
Nah..supaya kemampuan otak Anda terpelihara sampai tua. Ada baiknya Anda melakukan beberapa aktivitas di bawah ini disesuaikan dengan usia.
Usia 30-an:
Flossing setiap hari :
Kebiasaan menyukai permen dan melupakan flossing ada kesamaannya. Keduanya sama-sama berkontribusi menimbulkan plak pada gigi, dan juga ternyata sangat buruk pada otak anda.
“Plak di antara gigi dapat menyebabkan reaksi imun yang dapat menyerang arteri, sehingga tak dapat mengirim nutrisi yang vital ke sel otak,” ucap Michael Roizen, MD, penulis YOU-The Owner’s Manual: An Insider’s Guide to the Body that Will Make You Healthier and Younger. Lalu apa solusinya? Lakukan flossing setiap hari saat mengawali aktivitas di pagi hari.
Makan ikan :
Tengoklah ke laut untuk memberi "makan" otak Anda makan. DHA, sejenis asam lemak omega 3 yang dapat ditemukan di salmon, ikan trout, dan beberapa makanan fortifikasi, seperti yoghurt dapat meningkatkan daya ingat anda.
“DHA menurunkan peradangan arteri dan meningkatkan perbaikan lapisan pelindung di sekitar saraf, “ kata Dr. Roizen. “Hasilnya, berkaitan dengan umur, berkurangnya penurunan ingatan, berkurangnya penyakit Alzheimer, depresi, dan pikiran yang lebih cepat.”
Usia 40-an
Curi mainan Si Kecil :
Ada versi baru Kubus Rubik yang pernah anda cintai sewaktu kecil. Bentuknya tiga dimensi seperti 360 derajat dan ini sangat baik untuk otak di setiap umur, karena dapat mempertajam kemampuan menyelesaikan masalah, ucap ahli psikologi saraf, Karen Spangenberg Postal, PhD, yang juga presiden Massachusetts Psychological Association.
Kuncinya : Saat anda bermain, anda bekerja dengan memori, strategi dan ketrampilan spasial yang dibutuhkan untuk meningkatkan kesehatan otak. Bagaimana kalau anda frustasi bermain Kubus? Jangan khawatir: setiap permainan yang menuntut anda berpikir akan sangat membantu.
Sempatkan olahraga :
Paculah detak jantung anda tiga kali dalam seminggu selama 20 menit. Bahkan hanya dengan berjalan kaki, akan memasok otak Anda dengan oksigen dan membantunya menumbuhkan sel baru.
"Latihan aerobik dua hingga tiga kali sama efektifnya seperti aktivitas latihan otak,” ucap Sam Wang, PhD, Professor ilmu saraf di Princeton University dan penulis Welcome to Your Brain: Why You Lose Your Car Keys but Never Forget How to Drive dan Other Puzzles of Everyday Life.
Tak masalah jika anda tak punya waktu untuk ke gym pada akhir minggu.
Penelitian terbaru menunjukkan, olahraga sedang hingga berat meski
hanya sekali seminggu (misalnya joging akhir pekan) dapat membuat
anda 30 persen mempertahankan fungsi kognitif anda seperti usia anda.
Mulailah klub bridge :
Jika Anda bosan dengan klub buku dan lelah dengan pesta malam, permainan kartu bridge cepat dianjurkan oleh para dokter. Kombinasi strategi dan memori pada bridge menantang otak untuk mempelajari informasi baru dan melatih sel-sel sehingga tidak mati, ucap Dr Postal. Bersosialisasi sambil bermain kartu pun memberi penyegaran bagi otak, yang tak dapat ditawarkan pada permainan solo.
Umur 50an ke atas
Pakailah sumpit
Penelitian menunjukkan bahwa dengan melibatkan sel-sel saraf di ujung jari secara langsung merangsang otak Anda," kata Maoshing Ni, PhD, penulis Second Spring: Dr. Mao’s Hundreds of Natural Secrets for Women to Revitalize and Regenerate at Any Age.
Memakai sumpit, merajut, atau bermain dengan pen atau pensil di antara jemari anda, dapat membantu otak dengan meningkatkan peredaran darah.
Bermain video game
Anda tak perlu merasa terlalu tua bermain Wii atau permainan lainya yang melatih otak.”Saat ada sesuatu yang baru dalam video game, anda akan merangsang berbagai bagian otak yang biasanya tidak anda gunakan dari hari ke hari," kata Reon Baird, PhD, ahli psikologi saraf dari Long Beach Memorial Medical Center.
Hati-hati dengan Obat-obatan
Hati-hati menggunakan pil tidur atau penghilang rasa sakit. Penelitian di Clinical Interventions in Aging menunjukkan obat-obatan tanpa resep dapat menyebabkan “kerusakan kognitif” seperti kebingunan pada orang paruh baya. Obat yang dikenal sebagai diphenhydramine (banyak terdapat pada obat alergi dan penghilang rasa sakit pada malam hari) memiliki efek “anticholinergic”, yang memblok hubungan antar sel saraf.
M14-09
Editor: acandra
Sumber : Times of India
Rabu, 25 November 2009
Ernesto "Che" Guevara Lynch de La Serna
Ernesto Guevara Lynch de La Serna (lahir di Rosario, Argentina, 14 Juni 1928 – meninggal di Bolivia, 9 Oktober 1967 pada umur 39 tahun) adalah pejuang revolusi Marxis Argentina dan seorang pemimpin gerilya Kuba.
Guevara dilahirkan di Rosario, Argentina, dari keluarga berdarah campuran Irlandia, Basque dan Spanyol. Tanggal lahir yang ditulis pada akta kelahirannya yakni 14 Juni 1928, namun yang sebenarnya adalah 14 Mei 1928.
Masa kecil
Sejak usia dua tahun Che Guevara mengidap asma yang diderita sepanjang hidupnya. Karena itu keluarganya pindah ke daerah yang lebih kering, yaitu daerah Alta Gracia (Córdoba) namun kesehatannya tidak membaik. Pendidikan dasar ia dapatkan di rumah sebagian dari ibunya, Celia de la Serna. Pada usianya yang begitu muda, Che Guevara telah menjadi seorang pembaca yang lahap. Ia rajin membaca literatur tentang Karl Marx, Engels dan Sigmund Freud yang ada di perpustakaan ayahnya. Memasuki sekolah menegah pertama (1941) di Colegio Nacional Deán Funes (Córdoba). Di sekolah ini dia menjadi yang terbaik di bidang sastra dan olahraga. Di rumahnya, Che Guevara tergerak hatinya oleh para pengungsi perang saudara Spanyol, juga oleh rentetan krisis politik yang parah di Argentina. Krisis ini memuncak di bawah pemerintahan diktator fasis kiri, Juan Peron, seorang yang ditentang Guevara. Berbagai peristiwa tertanam kuat dalam diri Guevara, ia melihat sebuah penghinaan dalam pantomim yang dilakonkan di Parlemen dengan demokrasinya. Maka muncul pulalah kebenciannya akan politisi militer beserta kaum kapitalis dan terutama kepada dolar Amerika Serikat ,yang dianggap sebagai lambang kapitalisme. Meski demikian dia sama sekali tidak ikut dalam gerakan pelajar revolusioner. Ia hanya menunjukkan sedikit minat dalam bidang politik di Universitas Buenos Aires, (1947), tempat ia belajar ilmu kedokteran. Pada awalnya ia hanya tertarik memperdalam penyakitnya sendiri, namun kemudian dia tertarik pada penyakit kusta.
Berkeliling Argentina dengan sepeda motor
Pada tahun 1949 ia memulai perjalanan panjangnya yang pertama, menjelajahi Argentina Utara hanya dengan bersepeda motor. Itulah untuk pertama kalinya ia bersentuhan langsung dengan orang miskin dan sisa suku Indian. Selanjutnya pada tahun 1951 setelah menempuh ujian-ujian pertengahan semester Che mengadakan perjalanan yang lebih panjang didampingi dengan seorang teman dan untuk nafkah hidupnya dia bekerja sebagai pekerja paruh waktu. Ia mengunjungi Amerika Selatan, Chili di mana dia bertemu Salvador Allende, dan di Peru ia bekerja sama selama beberapa minggu di Leprasorium San Pablo, di Kolombia ia tiba pada saat La Violencia, di Venezuela ia ditangkap tetapi dilepaskan kembali, kemudian ia juga mengunjungi Miami. Che Guevara mengisahkan perjalanannya dalam buku harian yang kemudian diterbitkan dalam sebuah buku dengan judul Buku Harian Sepeda Motor (The Motorcycle Diaries), yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris pada 1996 dan kemudian difilmkan dengan judul yang sama pada 2004.
Perjalanan Che Guevara
Ia kembali ke daerah asalnya dengan sebuah keyakinan bulat atas satu hal bahwa ia tidak mau menjadi profesional kelas menengah dikarenakan keahliannya sebagai seorang spesialis kulit. Kemudian pada masa revolusi nasional ia pergi ke La Paz, Bolivia di sana ia dituduh sebagai seorang oportunis. Dari situ ia melanjutkan perjalanan ke Guatemala dan mencukupi kebutuhan hidupnya dengan menulis artikel arkeologi tentang reruntuhan Indian Maya dan Inca. Guatemala saat itu diperintah oleh Presiden Jacobo Arbenz Guzman yang seorang sosialis. Meskipun Che telah menjadi penganut paham marxisme dan ahli sosial Lenin ia tak mau bergabung dalam Partai Komunis. Hal ini mengakibatkan hilangnya kesempatan baginya untuk menjadi tenaga medis pemerintah, oleh karena itu ia menjadi miskin. Ia tinggal bersama Hilda Gadea, penganut paham Marxis keturunan Indian lulusan pendidikan politik. Orang inilah yang memperkenalkannya kepada Nico Lopez, salah satu Letnan Fidel Castro. Di Guatemala dia melihat kerja agen CIA sebagai agen kontrarevolusi dan semakin yakin bahwa revolusi hanya dapat dilakukan dengan jaminan persenjataan. Ketika Presiden Arbenz turun jabatan, Guevara pindah ke Kota Mexico (September 1954) dan bekerja di Rumah Sakit Umum, diikuti Hilda Gadea dan Nico Lopez. Guevara bertemu dan kagum pada Raúl Castro dan Fidel Castro juga para emigran politik dan ia menyadari bahwa Fidel-lah pemimpin yang ia cari.
Bergabung dengan Fidel Castro di Kuba
Ia bergabung dengan pengikut Castro di rumah-rumah petani tempat para pejuang revolusi Kuba dilatih perang gerilya secara keras dan profesional oleh kapten tentara Republik Spanyol Alberto Bayo, seorang pengarang "Ciento cincuenta preguntas a un guerilleo" (Seratus lima puluh pertanyaan kepada seorang gerilyawan) di Havana, tahun 1959. Bayo tidak hanya mengajarkan pengalaman pribadinya tetapi juga ajaran Mao Ze Dong dan Che (dalam bahasa Italia berarti teman sekamar dan teman dekat) menjadi murid kesayangannya dan menjadi pemimpin di kelas. Latihan perang di tanah pertanian membuat polisi setempat curiga dan Che beserta orang-orang Kuba tersebut ditangkap namun dilepaskan sebulan kemudian.
Pada bulan Juni 1956 ketika mereka menyerbu Kuba, Che pergi bersama mereka, pada awalnya sebagai dokter namun kemudian sebagai komandan tentara revolusioner Barbutos. Ia yang paling agresif dan pandai dan paling berhasil dari semua pemimpin gerilya dan yang paling bersungguh-sungguh memberikan ajaran Lenin kepada anak buahnya. Ia juga seorang yang berdisiplin kejam yang tidak sungkan-sungkan menembak orang yang ceroboh dan di arena inilah ia mendapatkan reputasi atas kekejamannya yang berdarah dingin dalam eksekusi massa pendukung fanatik presiden yang terguling Batista. Pada saat revolusi dimenangkan, Guevara merupakan orang kedua setelah Fidel Castro dalam pemerintahan baru Kuba dan yang bertanggung jawab menggiring Castro ke dalam komunisme yang menuju komunisme merdeka bukan komunisme ortodoks ala Moskwa yang dianut beberapa teman kuliahnya. Che mengorganisasi dan memimpin "Instituto Nacional de la forma Agraria", yang menyusun hukum agraria yang isinya menyita tanah-tanah milik kaum feodal (tuan tanah), mendirikan Departemen Industri dan ditunjuk sebagai Presiden Bank Nasional Kuba dan menggusur orang orang komunis dari pemerintahan serta pos-pos strategis. Ia bertindak keras melawan dua ekonom Perancis yang beraliran Marxis yang dimintai nasehatnya oleh Fidel Castro dan yang menginginkan Che bertindak lebih perlahan. Che pula yang melawan para penasihat Uni Soviet. Dia mengantarkan perekonomian Kuba begitu cepat ke komunisme total, menggandakan panen dan mendiversifikasikan produksi yang ia hancurkan secara temporer.
Pernikahan Che Guevara
Pada tahun 1959, Guevara menikahi Aledia March, kemudian berdua mengunjungi Mesir, India, Jepang, Indonesia yang juga hadir pada Konfrensi Asia Afrika, Pakistan dan Yugoslavia. Sekembalinya ke Kuba ia diangkat sebagai Menteri Perindustrian, menandatangani pakta perdagangan (Februari 1960) dengan Uni Soviet yang melepaskan industri gula Kuba pada ketergantungan pasar Amerika. Ini merupakan isyarat akan kegagalannya di Kongo dan Bolivia sebuah aksioma akan sebuah kekeliruan yang tak akan terelakkan. "Tidaklah penting menunggu sampai kondisi yang memungkinkan sebuah revolusi terwujud sebab fokus instruksional dapat mewujudkannya" ucapnya dan dengan ajaran Mao Ze Dong ia percaya bahwa daerah daerah pasti membawa revolusi ke kota yang sebagian besar penduduknya adalah petani. Juga pada saat ini ia menyebarkan filosofi komunisnya (diterbitkan kemudian dalam "The Socialism and Man in Cuba", 12 Maret 1965). Ia meringkas pahamnya menjadi "Manusia dapat sungguh mencapai tingkat kemanusiaan yang sempurna ketika berproduksi tanpa dipaksa oleh kebutuhan fisiknya sehingga ia harus menjual dirinya sebagai barang dagangan".
Konfrontasi dengan Uni Soviet
Penentangan resminya terhadap komunis Uni Soviet tampak ketika dalam organisasi untuk Solidaritas Asia Afrika di Aljazair (Februari 1965) menuduh Uni Soviet sebagai kaki tangan imperialisme dengan berdagang tak hanya dengan negara-negara blok komunis dan memberikan bantuan pada negara berkembang sosialis atas pertimbangan pengembaliannya. Ia juga menyerang pemerintahan Soviet atas kebijakan hidup bertetangga dan juga atas Revisionisme. Guevara mengadakan konferensi Tiga Benua untuk merealisasikan program revolusioner, pemberontakan, kerjasama gerilya dari Afrika, Asia dan Amerika Selatan. Di samping itu setelah terpaksa berhubungan dengan Amerika Serikat, ia sebagai perwakilan Kuba di PBB menyerang negara-negara Amerika Utara atas keserakahan mereka dan imperialisme yang kejam di Amerika Latin.
Sikap Che yang tidak kenal kompromi pada dua negara kapitalis mendorong negara komunis untuk memaksa Castro memberhentikan Che (1965, bukan secara resmi tetapi secara nyata. Untuk beberapa bulan tempat tinggalnya dirahasiakan dan kematiannya santer diisukan. Ia berada di berbagai Negara Afrika terutama Kongo di mana dia mengadakan survei akan kemungkinan mengubah pemberontakan Kinshasa menjadi sebuah revolusi komunis dengan taktik gerilya Kuba. Ia kembali ke Kuba untuk melatih para sukarelawan untuk proyek ini dan mengirim kekuatan 120 orang Kuba ke Kongo. Anak buahnya bertempur dengan sungguh-sungguh tetapi tidak demikian halnya dengan para pemberontak Kinshasa. Mereka sia-sia saja melawan kekejaman Belgia dan ketika musim gugur 1965 Che meminta Castro untuk menarik mundur saja bantuan Kuba.
Kematian Che Guevara
Petualangan revolusioner terakhir Che adalah di Bolivia, karena ia salah memperkirakan potensi negara itu yang mengakibatkan konsekuensi yang buruk. Tertangkapnya Che oleh tentara Bolivia pada 8 Oktober 1967 adalah akhir dari segala usahanya dan hukuman tembak dijatuhkan sehari setelah itu.
Pada tanggal 12 Juli 1997 jenazahnya dikuburkan kembali dengan upacara kemiliteran di Santa Clara, di provinsi Las Villas, di mana Guevara mengalami kemenangan dalam pertempuran ketika revolusi Kuba.
Che menjadi legenda. Ia dikenang karena keganasannya, penampilannya yang romantis, gayanya yang menarik, sikapnya yang tak kenal kompromi dan penolakan atas penghormatan berlebihan atas semua reformasi murni dan pengabdiannya untuk kekejaman dan sikapnya yang flamboyan. Ia juga idola para pejuang revolusi dan bahkan kaum muda generasi tahun 1960-1970 atas tindakan revolusi yang berani yang tampak oleh jutaan orang muda sebagai satu-satunya harapan dalam perombakan lingkup borjuis kapitalisme, industri dan komunisme.
Penghormatan terhadap Che Guevara
Berbagai tokoh sastra, musik dan seni telah mempersembahkan komposisinya kepada Che Guevara. Penyair Chili Pablo Neruda mempersembahkan kepadanya puisi Tristeza en la muerte de un héroe (Kesedihan karena kematian seorang pahlawan) dalam karyanya Fin del mundo (Akhir dunia) pada 1969. Pengarang Uruguay, Mario Benedetti menerbitkan pada 1967 serangkaian puisi yang dipersembahkan kepadanya dengan judul A Ras del Sueño (Pada tingkat impian). Penyanyi Carlos Puebla mempersembahkan sebuah lagu Hasta siempre comandante Che Guevara (Untuk selamanya komandan Che Guevara) dan Los Fabulosos Cadillacs, Gallo Rojo (Ayam jantan merah), yang muncul dalam album El León (Singa) pada 1991.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Senin, 23 November 2009
Dahulu Bumi Dipenuhi Buaya
National Geographic/Handout
Fosil yang baru ditemukan pada galian di wilayah yang sekarang menjadi Gurun Sahara mengungkapkan, daerah itu dulu merupakan dunia yang dipenuhi rawa yang dihuni sebanyak setengah lusin spesies yang tidak biasa dan barangkali adalah buaya yang cerdik, demikian temuan beberapa peneliti, Kamis.
Mereka telah memberi nama yang menarik buat spesies baru tersebut; BoarCroc (buaya-babi hutan), RatCroc (buaya-tikus), DogCroc (buaya-anjing), DuckCroc (buaya-bebek)dan PancakeCroc (buaya-panekuk).
Para peneliti mengatakan, temuan mereka membantu memahami bagaimana bentuk buaya dulu dan berhasil mempertahankan bentuk kehidupan semacam itu.
Spesies itu hidup selama masa Cretaceous, 145 juta sampai 65 juta tahun lalu, ketika semua benua lebih berdekatan dan dunia lebih hangat serta lebih basah dibandingkan kondisinya sekarang.
"Kami terkejut sewaktu menemukan demikian banyak spesies dari masa yang sama di tempat yang sama," kata ahli paleontologi Hans Larsson dari McGill University di Montreal, yang mengerjakan studi itu, sebagaimana dikutip Reuters.
"Masing-masing buaya tersebut memiliki makanan yang berbeda, prilaku yang berbeda. Kelihatannya semua hewan itu telah membagi ekosistem, masing-masing spesies memanfaatkannya dengan caranya sendiri," katanya.
Larsson dan Paul Sereno dari University of Chicago, yang didanai oleh National Geographic, mempelajari rahang, gigi, dan beberapa tulang buaya yang mereka temukan. Mereka juga melakukan pemeriksaan CT, yaitu sinar-X yang ditingkatkan oleh komputer, untuk melihat bagian dalam tengkorak hewan itu.
Dua spesies, DogCroc dan DuckCroc, memiliki otak yang kelihatan berbeda dari buaya era modern.
"Semua spesies tersebut mungkin memiliki fungsi otak yang lebih canggih dibandingkan dengan buaya yang kini hidup karena perburuan aktif di daratan biasanya memerlukan energi otak yang lebih besar dibandingkan dengan semata-mata menunggu korban muncul," kata Larsson dalam satu pernyataan.
RatCroc, spesies baru yang secara resmi diberi nama "Ararripesuchus rattoides", ditemukan di Maroko dan diduga telah menggunakan rahang bawahnya untuk mengoyak makanan.
Pancake-Croc, yang secara ilmiah dikenal sebagai "Laganosuchus thaumastos", memiliki panjang 20 kaki dan kepala yang datar serta besar.
DuckCroc adalah fosil baru yang ditemukan di Niger dari keluarga spesies yang dulu dikenal dengan nama "Anastosuchus minor". Hewan tersebut diduga telah makan tempayak dan katak dengan menggunakan moncongnya yang lebar.
Sementara itu BoarCroc juga memiliki panjang 20 kaki tapi bertubuh tegak dan memiliki rahang yang digunakan untuk merjang korbannya, dengan tiga pasang gigi setajam pisau.
Beberapa spesies berjalan tegak dengan kaki berada di bawah tubuh mereka seperti hewan daratan dan bukan mendekam, dengan perut menyentuh tanah.
"Bakat amfibi mereka pada masa lalu mungkin menjadi kunci untuk memahami bagaimana mereka berjaya, dan akhirnya sintas pada era dinosaurus," tulis Sereno di dalam artikel terpisah buat National Geographic.
JY
Editor: jodhi
Sumber : Ant (kompas.com)
Fosil yang baru ditemukan pada galian di wilayah yang sekarang menjadi Gurun Sahara mengungkapkan, daerah itu dulu merupakan dunia yang dipenuhi rawa yang dihuni sebanyak setengah lusin spesies yang tidak biasa dan barangkali adalah buaya yang cerdik, demikian temuan beberapa peneliti, Kamis.
Mereka telah memberi nama yang menarik buat spesies baru tersebut; BoarCroc (buaya-babi hutan), RatCroc (buaya-tikus), DogCroc (buaya-anjing), DuckCroc (buaya-bebek)dan PancakeCroc (buaya-panekuk).
Para peneliti mengatakan, temuan mereka membantu memahami bagaimana bentuk buaya dulu dan berhasil mempertahankan bentuk kehidupan semacam itu.
Spesies itu hidup selama masa Cretaceous, 145 juta sampai 65 juta tahun lalu, ketika semua benua lebih berdekatan dan dunia lebih hangat serta lebih basah dibandingkan kondisinya sekarang.
"Kami terkejut sewaktu menemukan demikian banyak spesies dari masa yang sama di tempat yang sama," kata ahli paleontologi Hans Larsson dari McGill University di Montreal, yang mengerjakan studi itu, sebagaimana dikutip Reuters.
"Masing-masing buaya tersebut memiliki makanan yang berbeda, prilaku yang berbeda. Kelihatannya semua hewan itu telah membagi ekosistem, masing-masing spesies memanfaatkannya dengan caranya sendiri," katanya.
Larsson dan Paul Sereno dari University of Chicago, yang didanai oleh National Geographic, mempelajari rahang, gigi, dan beberapa tulang buaya yang mereka temukan. Mereka juga melakukan pemeriksaan CT, yaitu sinar-X yang ditingkatkan oleh komputer, untuk melihat bagian dalam tengkorak hewan itu.
Dua spesies, DogCroc dan DuckCroc, memiliki otak yang kelihatan berbeda dari buaya era modern.
"Semua spesies tersebut mungkin memiliki fungsi otak yang lebih canggih dibandingkan dengan buaya yang kini hidup karena perburuan aktif di daratan biasanya memerlukan energi otak yang lebih besar dibandingkan dengan semata-mata menunggu korban muncul," kata Larsson dalam satu pernyataan.
RatCroc, spesies baru yang secara resmi diberi nama "Ararripesuchus rattoides", ditemukan di Maroko dan diduga telah menggunakan rahang bawahnya untuk mengoyak makanan.
Pancake-Croc, yang secara ilmiah dikenal sebagai "Laganosuchus thaumastos", memiliki panjang 20 kaki dan kepala yang datar serta besar.
DuckCroc adalah fosil baru yang ditemukan di Niger dari keluarga spesies yang dulu dikenal dengan nama "Anastosuchus minor". Hewan tersebut diduga telah makan tempayak dan katak dengan menggunakan moncongnya yang lebar.
Sementara itu BoarCroc juga memiliki panjang 20 kaki tapi bertubuh tegak dan memiliki rahang yang digunakan untuk merjang korbannya, dengan tiga pasang gigi setajam pisau.
Beberapa spesies berjalan tegak dengan kaki berada di bawah tubuh mereka seperti hewan daratan dan bukan mendekam, dengan perut menyentuh tanah.
"Bakat amfibi mereka pada masa lalu mungkin menjadi kunci untuk memahami bagaimana mereka berjaya, dan akhirnya sintas pada era dinosaurus," tulis Sereno di dalam artikel terpisah buat National Geographic.
JY
Editor: jodhi
Sumber : Ant (kompas.com)
10 Ramalan Kiamat yang Tak Terbukti
KOMPAS.com — Munculnya film 2012 yang didasari ramalan kiamat dari kalender Maya membuat banyak orang membicarakan zaman akhir. Banyak yang menganggap ramalan itu sesat. Namun, ada juga yang sedikit percaya. Walau demikian, ternyata ramalan tentang kiamat yang kebanyakan berasal dari latar belakang keagamaan sudah sering diungkapkan. Sepuluh di antaranya— yang kemudian terbukti meleset— adalah:
1. Ayam Peramal dari Leeds, 1806
Sejarah mencatat banyak tokoh yang menyatakan bahwa zaman akhir hampir tiba ditandai dengan kedatangan nabi. Namun, mungkin "nabi" yang paling aneh adalah seekor ayam petelur dari Kota Leeds, Inggris, 1806. Ayam ini awalnya disangka menghasilkan telur yang bertuliskan "Kristus akan datang". Seiring menyebarnya kabar mujizat ini, banyak orang menjadi percaya bahwa kiamat hampir tiba sehingga seorang penduduk yang penasaran akhirnya mengawasi sang ayam ketika bertelur dan menyaksikan penipu yang menuliskan kalimat itu.
2. Kaum Millerite, 23 April 1843
Seorang petani di New England bernama William Miller, setelah beberapa tahun mempelajari Alkitab, menyimpulkan bahwa waktu yang dipilih Tuhan untuk menghancurkan dunia bisa disimpulkan dari penafsiran harafiah isi Alkitab. Ia menjelaskan hal ini kepada siapa saja bahwa dunia akan berakhir antara 21 Maret 1843 dan 21 Maret 1844. Ia berkotbah dan menerbitkan tulisan cukup banyak dan memimpin ribuan orang (yang disebut kaum Millerite) yang meyakini bahwa tanggal pasti kiamat adalah 23 April 1843. Banyak yang menjual atau menyumbangkan semua harta miliknya karena percaya semuanya tak dibutuhkan lagi; tapi ketika tanggal 23 April datang (tapi Yesus belum juga datang) maka grup itu pun dibubarkan, lalu sebagian dari mereka membentuk gerakan yang hingga kini dikenal sebagai Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (Seventh Day Adventist).
3. Armageddon/Kiamat kaum Mormon, 1891 atau sebelumnya
Joseph Smith, pendiri gereja Mormon, mengadakan rapat gereja pada Februari 1835 untuk memberitahu bahwa ia berbicara kepada Tuhan. Selama pembicaraan itu, Smith mengakui bahwa Yesus akan kembali dalam 56 tahun ke depan, dan selanjutnya masa akhir zaman akan segera dimulai.
4. Komet Halley, 1910
Tahun 1881, seorang astronom, dari analisa spektral, menemukan bahwa ekor komet mengandung gas mematikan yang disebut cyanogen (dari asal kata sianida). Tadinya ini tak terlalu menarik hingga seseorang menyadari bahwa lintas bumi akan berpotongan dengan ekor komet Halley di tahun 1910. Apakah permukaan planet akan terselubung oleh gas beracun? Itulah spekulasi yang dicetak di halaman depan koran The New York Times dan sejumlah koran lainnya, yang mengakibatkan menyebarnya kepanikan di seluruh AS dan di negara lainnya. Akhirnya, para ilmuwan dengan kepala dingin menjelaskan bahwa hal itu tak patut dikhawatirkan.
5. Pat Robertson, 1982
Mei 1980, televangelis dan pendiri Koalisi Kristen, Pat Robertson, mengejutkan dan menakuti banyak orang ketika ia menyatakan dalam acara TV-nya, "700 Club", kepada pemirsa di seluruh dunia bahwa ia tahu kapan dunia akan berakhir (padahal dalam Alkitab sendiri di Matius 24:36 tentang kiamat dinyatakan "Tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu, bahkan malaikat-malaikat di surga tidak tahu"). "Saya menjamin bahwa pada tahun 1982 akan ada penghakiman dunia," kata Robertson.
6. Heaven's Gate, 1997
Ketika komet Hale-Bopp muncul tahun 1997, muncul isu bahwa pesawat alien tengah mengikuti komet itu. Hal itu ditutupi oleh NASA dan komunitas astronomi. Walau dugaan itu dibantah oleh para astronom (dan bisa dibantah siapa saja yang memiliki teleskop yang bagus), isu ini sempat disiarkan dalam acara radio "Coast to Coast AM" yang dibawakan Art Bell dan bertemakan paranormal. Dugaan ini menginspirasi suatu kultus pemercaya UFO (unidentified flying object yang dianggap pesawat alien) di San Diego yang menamakan diri Heaven's Gate untuk memercayai bahwa dunia akan segera berakhir. Dunia memang berakhir bagi 39 anggota kultus itu yang bunuh diri pada 26 Maret 1997.
7. Nostradamus, Agustus 1999
Karya tulis Michel de Nostradame yang sangat membingungkan dan metaforis telah menarik perhatian banyak orang selama lebih dari 400 tahun. Tulisannya, yang ketepatannya sangat tergantung pada interpretasi yang sangat fleksibel, telah diterjemahkan dan diterjemahkan ulang dalam puluhan versi yang berbeda. Salah satu baris tulisannya menyebutkan, "Tahun 1999, bulan ketujuh / Dari langit datang raja besar teror." Banyak pengikut Nostradamus menjadi resah karena menduga bahwa inilah penglihatan sang peramal terkenal itu terhadap kiamat.
8. Y2K, 1 Januari 2000
Ketika abad lalu hampir berakhir, banyak orang khawatir bahwa komputer akan menyebabkan kiamat. Permasalahannya, yang diketahui sejak 1970, adalah bahwa banyak komputer takkan bisa membedakan antara tahun 2000 dan 1900. Tak ada yang tahu pasti apa efeknya, tapi banyak yang menduga akan terjadi bencana, mulai dari mati lampu massal hingga ledakan nuklir. Penjualan senjata meningkat dan orang bersiap bertahan hidup dalam bungker. Namun nyatanya, tak banyak kesalahan terjadi ketika milenium baru dimulai.
9. 5 Mei 2000
Kalau memang kesalahan Y2K tak terjadi, maka bencana global dijamin akan terjadi oleh Richard Noone, pengarang buku 5/5/2000 Ice: the Ultimate Disaster di tahun 1997. Menurut Noone, massa es di Antartika akan menjadi setebal 3 mil pada tanggal 5 Mei 2000, suatu tanggal yang juga bertepatan dengan sejajarnya planet-planet di tata surya, yang entah bagaimana akan menyebabkan pembekuan global yang fatal. Tanggal itu berlalu dan bumi belum beku, tetapi buku itu malah "panas" di pasaran. Mungkin juga, pemanasan global mencegah terulangnya zaman es itu.
10. God's Church Ministry, musim gugur 2008
Menurut pendeta dari God's Church, Ronald Weinland, akhir zaman telah tiba, lagi. Bukunya di tahun 2006, 2008: God's Final Witness, menunjukkan bahwa ratusan juta orang akan meninggal, dan pada akhir 2006, "paling lama 2 tahun tersisa sebelum dunia mengalami waktu terburuk sepanjang sejarah manusia. Pada musim gugur 2008, Amerika akan tumbang sebagai negara berkuasa, dan tak akan menjadi negara merdeka lagi," dan buku itu juga mencatat, "Ronald Weinland mempertaruhkan reputasinya sebagai nabi akhir zaman Tuhan."
Nah, kesepuluh ramalan itu tidak terjadi sehingga ada baiknya kita juga tidak khawatir berlebihan tentang ramalan akhir zaman tahun 2012. Bukankah banyak tulisan yang menyebutkan bahwa tidak seorang pun akan tahu waktunya?
C17-09
Editor: wsn
Sumber : LIVESCIENCE
1. Ayam Peramal dari Leeds, 1806
Sejarah mencatat banyak tokoh yang menyatakan bahwa zaman akhir hampir tiba ditandai dengan kedatangan nabi. Namun, mungkin "nabi" yang paling aneh adalah seekor ayam petelur dari Kota Leeds, Inggris, 1806. Ayam ini awalnya disangka menghasilkan telur yang bertuliskan "Kristus akan datang". Seiring menyebarnya kabar mujizat ini, banyak orang menjadi percaya bahwa kiamat hampir tiba sehingga seorang penduduk yang penasaran akhirnya mengawasi sang ayam ketika bertelur dan menyaksikan penipu yang menuliskan kalimat itu.
2. Kaum Millerite, 23 April 1843
Seorang petani di New England bernama William Miller, setelah beberapa tahun mempelajari Alkitab, menyimpulkan bahwa waktu yang dipilih Tuhan untuk menghancurkan dunia bisa disimpulkan dari penafsiran harafiah isi Alkitab. Ia menjelaskan hal ini kepada siapa saja bahwa dunia akan berakhir antara 21 Maret 1843 dan 21 Maret 1844. Ia berkotbah dan menerbitkan tulisan cukup banyak dan memimpin ribuan orang (yang disebut kaum Millerite) yang meyakini bahwa tanggal pasti kiamat adalah 23 April 1843. Banyak yang menjual atau menyumbangkan semua harta miliknya karena percaya semuanya tak dibutuhkan lagi; tapi ketika tanggal 23 April datang (tapi Yesus belum juga datang) maka grup itu pun dibubarkan, lalu sebagian dari mereka membentuk gerakan yang hingga kini dikenal sebagai Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (Seventh Day Adventist).
3. Armageddon/Kiamat kaum Mormon, 1891 atau sebelumnya
Joseph Smith, pendiri gereja Mormon, mengadakan rapat gereja pada Februari 1835 untuk memberitahu bahwa ia berbicara kepada Tuhan. Selama pembicaraan itu, Smith mengakui bahwa Yesus akan kembali dalam 56 tahun ke depan, dan selanjutnya masa akhir zaman akan segera dimulai.
4. Komet Halley, 1910
Tahun 1881, seorang astronom, dari analisa spektral, menemukan bahwa ekor komet mengandung gas mematikan yang disebut cyanogen (dari asal kata sianida). Tadinya ini tak terlalu menarik hingga seseorang menyadari bahwa lintas bumi akan berpotongan dengan ekor komet Halley di tahun 1910. Apakah permukaan planet akan terselubung oleh gas beracun? Itulah spekulasi yang dicetak di halaman depan koran The New York Times dan sejumlah koran lainnya, yang mengakibatkan menyebarnya kepanikan di seluruh AS dan di negara lainnya. Akhirnya, para ilmuwan dengan kepala dingin menjelaskan bahwa hal itu tak patut dikhawatirkan.
5. Pat Robertson, 1982
Mei 1980, televangelis dan pendiri Koalisi Kristen, Pat Robertson, mengejutkan dan menakuti banyak orang ketika ia menyatakan dalam acara TV-nya, "700 Club", kepada pemirsa di seluruh dunia bahwa ia tahu kapan dunia akan berakhir (padahal dalam Alkitab sendiri di Matius 24:36 tentang kiamat dinyatakan "Tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu, bahkan malaikat-malaikat di surga tidak tahu"). "Saya menjamin bahwa pada tahun 1982 akan ada penghakiman dunia," kata Robertson.
6. Heaven's Gate, 1997
Ketika komet Hale-Bopp muncul tahun 1997, muncul isu bahwa pesawat alien tengah mengikuti komet itu. Hal itu ditutupi oleh NASA dan komunitas astronomi. Walau dugaan itu dibantah oleh para astronom (dan bisa dibantah siapa saja yang memiliki teleskop yang bagus), isu ini sempat disiarkan dalam acara radio "Coast to Coast AM" yang dibawakan Art Bell dan bertemakan paranormal. Dugaan ini menginspirasi suatu kultus pemercaya UFO (unidentified flying object yang dianggap pesawat alien) di San Diego yang menamakan diri Heaven's Gate untuk memercayai bahwa dunia akan segera berakhir. Dunia memang berakhir bagi 39 anggota kultus itu yang bunuh diri pada 26 Maret 1997.
7. Nostradamus, Agustus 1999
Karya tulis Michel de Nostradame yang sangat membingungkan dan metaforis telah menarik perhatian banyak orang selama lebih dari 400 tahun. Tulisannya, yang ketepatannya sangat tergantung pada interpretasi yang sangat fleksibel, telah diterjemahkan dan diterjemahkan ulang dalam puluhan versi yang berbeda. Salah satu baris tulisannya menyebutkan, "Tahun 1999, bulan ketujuh / Dari langit datang raja besar teror." Banyak pengikut Nostradamus menjadi resah karena menduga bahwa inilah penglihatan sang peramal terkenal itu terhadap kiamat.
8. Y2K, 1 Januari 2000
Ketika abad lalu hampir berakhir, banyak orang khawatir bahwa komputer akan menyebabkan kiamat. Permasalahannya, yang diketahui sejak 1970, adalah bahwa banyak komputer takkan bisa membedakan antara tahun 2000 dan 1900. Tak ada yang tahu pasti apa efeknya, tapi banyak yang menduga akan terjadi bencana, mulai dari mati lampu massal hingga ledakan nuklir. Penjualan senjata meningkat dan orang bersiap bertahan hidup dalam bungker. Namun nyatanya, tak banyak kesalahan terjadi ketika milenium baru dimulai.
9. 5 Mei 2000
Kalau memang kesalahan Y2K tak terjadi, maka bencana global dijamin akan terjadi oleh Richard Noone, pengarang buku 5/5/2000 Ice: the Ultimate Disaster di tahun 1997. Menurut Noone, massa es di Antartika akan menjadi setebal 3 mil pada tanggal 5 Mei 2000, suatu tanggal yang juga bertepatan dengan sejajarnya planet-planet di tata surya, yang entah bagaimana akan menyebabkan pembekuan global yang fatal. Tanggal itu berlalu dan bumi belum beku, tetapi buku itu malah "panas" di pasaran. Mungkin juga, pemanasan global mencegah terulangnya zaman es itu.
10. God's Church Ministry, musim gugur 2008
Menurut pendeta dari God's Church, Ronald Weinland, akhir zaman telah tiba, lagi. Bukunya di tahun 2006, 2008: God's Final Witness, menunjukkan bahwa ratusan juta orang akan meninggal, dan pada akhir 2006, "paling lama 2 tahun tersisa sebelum dunia mengalami waktu terburuk sepanjang sejarah manusia. Pada musim gugur 2008, Amerika akan tumbang sebagai negara berkuasa, dan tak akan menjadi negara merdeka lagi," dan buku itu juga mencatat, "Ronald Weinland mempertaruhkan reputasinya sebagai nabi akhir zaman Tuhan."
Nah, kesepuluh ramalan itu tidak terjadi sehingga ada baiknya kita juga tidak khawatir berlebihan tentang ramalan akhir zaman tahun 2012. Bukankah banyak tulisan yang menyebutkan bahwa tidak seorang pun akan tahu waktunya?
C17-09
Editor: wsn
Sumber : LIVESCIENCE
Menelusuri Jejak Lava Gunung Pra-Sunda
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Wisatawan menikmati pemandangan Kawah Ratu di Taman Wisata Alam Gunung Tangkuban Perahu, perbatasan Kabupaten Subang dan Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat
Minggu, 15 November 2009 | 08:20 WIB
Oleh Rini Kustiasih
KOMPAS.com - Menelusuri jejak-jejak lava gunung berapi di Cekungan Bandung adalah perjalanan yang tiada habisnya. Setiap jajaran bebatuan yang melingkar adalah sejarah. Sejarah itu mengisahkan hikayat alam serta keindahannya. Namun, jejak-jejak lava sekaligus juga menjadi saksi betapa jahilnya campur tangan manusia.
Dalam perjalanan wisata bersama Mahanagari, perusahaan di bidang jasa wisata edukasi, dua pekan lalu, Kompas berkesempatan menyaksikan sisa-sisa lava gunung api Pra-Sunda yang diperkirakan meletus 560.000-500.000 tahun lalu. Letusan itu memuntahkan lava dengan suhu mencapai 1.000 derajat celcius.
Lava Gunung Pra-Sunda, yang oleh ahli geografi dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) T Bachtiar dinamai Gunung Jayagiri, itu mengalir di sepanjang lintasan Sungai Beureum (Cibeureum). Cibeureum menjadi sungai pembatas antara Kota Bandung dan Kabupaten Bandung Barat. Panjang lintasan lava itu lebih dari 17 kilometer.
"Lava-lava ini menjadi bukti keberadaan gunung berapi sebelum Gunung Sunda yang menjadi induk Gunung Tangkubanparahu," ujar Bachtiar. Gunung Pra-Sunda itu juga melahirkan gunung-gunung lain di Cekungan Bandung, seperti Gunung Burangrang.
Penelusuran jejak lava itu dimulai dengan melewati perkampungan padat penduduk di belakang UPI, Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Rumah-rumah penduduk sekitar dibangun mengikuti kontur tanah yang menurun, menyerupai lembah.
Curug Sigay
Sekitar 1 kilometer perjalanan, jejak lava Gunung Pra-Sunda mulai terlihat. Sebuah air terjun alami (curug) dengan ketinggian sekitar 7 meter mengalir di sela-sela bebatuan. Bebatuan itu adalah lava Gunung Pra-Sunda yang telah mendingin.
"Lava panas yang padat dan bercampur tanah akhirnya mendingin ketika bertemu dengan aliran sungai. Dalam batasan waktu jam hingga ribuan tahun, lava-lava yang mendingin itu mengeras dan menjadi batu," ujar Bachtiar yang memandu tur wisata tersebut.
Selepas dari permukiman penduduk, peserta tur dibuat takjub dengan curug berketinggian lebih dari 15 meter. Curug Sigay namanya. Di bawah curug yang juga bekas lava itu mengalir Cibeureum yang airnya berwarna kecoklatan dengan sampah menyangkut di sana-sini.
"Air di Bandung semestinya adalah air terbaik dan tersehat karena banyak ditemui curug di sini. Saat air melintasi curug, terjadi proses aeration atau pemberian oksigen pada air dan pelepasan partikel yang tidak berguna. Dampaknya, air menjadi lebih jernih dan kandungan oksigennya lebih tinggi," kata Bachtiar.
Namun, keberadaan curug-curug di Bandung kini harus bersaing dengan limbah pabrik dan sampah rumah tangga yang jumlahnya berton-ton setiap hari. Anggota Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda, Sobirin, mencatat, sampah warga Kota Bandung seberat 2.000 gajah setiap harinya.
Tidak berhenti di Cibeureum, jejak lava Gunung Pra-Sunda masih bisa ditemui hingga perbatasan dengan wilayah Cihideung, Lembang. Dinding lava membentang di sepanjang jalan.
"Menelusuri jejak lava sebenarnya bukan hanya untuk wisata. Namun, sebenarnya kita belajar memahami tindakan alam. Ketika gunung kembali meletus, kita bisa mengetahui jalur-jalur mana yang akan dilintasi lava. Ini juga semacam pendidikan mitigasi bencana," ujar Bachtiar.
Kisah Cibeureum dan Cihideung
Penamaan sungai di Kota Bandung sesungguhnya terkait erat dengan sejarah gunung berapi di kawasan ini. Nama Cibeureum dan Cihideung, yakni dua sungai yang membatasi Kota Bandung dengan Kabupaten Bandung Barat, juga tak lepas dari sejarah letusan gunung api Pra-Sunda. Sungai dalam bahasa Sunda disebut dengan ci. Cibeureum berarti sungai yang airnya berwarna merah karena beureum dalam bahasa Indonesia berarti merah. Cihideung adalah sungai yang airnya berwarna hitam karena hideung dalam bahasa Indonesia berarti hitam. Pakar geografi dari Universitas Pendidikan Indonesia T Bachtiar menjelaskan, sesungguhnya yang berwarna merah dan hitam itu bukan air sungai. Merah dan hitam adalah warna dasar sungai yang terbentuk akibat aliran lava gunung berapi.
"Material vulkanik yang melintasi Cibeureum dominan berwarna merah sehingga ketika mendingin menimbulkan warna kemerahan pada dasar sungai. Cihideung didominasi material vulkanik berwarna hitam. Akibatnya, dasar sungai berwarna kehitaman," katanya.
Dahulu masyarakat sekitar tidak memahami hal ini sehingga mereka mengira air sungai berwarna merah dan hitam. Namun, kini masyarakat barangkali tidak bisa lagi membedakan mana aliran Cibeureum dan Cihideung. Kedua sungai itu sekarang berwarna kecoklatan karena sampah dan limbah. Merah dan hitamnya kedua sungai itu kini sekadar kisah.
Editor: wsn
Sumber : Kompas Cetak
Wisatawan menikmati pemandangan Kawah Ratu di Taman Wisata Alam Gunung Tangkuban Perahu, perbatasan Kabupaten Subang dan Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat
Minggu, 15 November 2009 | 08:20 WIB
Oleh Rini Kustiasih
KOMPAS.com - Menelusuri jejak-jejak lava gunung berapi di Cekungan Bandung adalah perjalanan yang tiada habisnya. Setiap jajaran bebatuan yang melingkar adalah sejarah. Sejarah itu mengisahkan hikayat alam serta keindahannya. Namun, jejak-jejak lava sekaligus juga menjadi saksi betapa jahilnya campur tangan manusia.
Dalam perjalanan wisata bersama Mahanagari, perusahaan di bidang jasa wisata edukasi, dua pekan lalu, Kompas berkesempatan menyaksikan sisa-sisa lava gunung api Pra-Sunda yang diperkirakan meletus 560.000-500.000 tahun lalu. Letusan itu memuntahkan lava dengan suhu mencapai 1.000 derajat celcius.
Lava Gunung Pra-Sunda, yang oleh ahli geografi dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) T Bachtiar dinamai Gunung Jayagiri, itu mengalir di sepanjang lintasan Sungai Beureum (Cibeureum). Cibeureum menjadi sungai pembatas antara Kota Bandung dan Kabupaten Bandung Barat. Panjang lintasan lava itu lebih dari 17 kilometer.
"Lava-lava ini menjadi bukti keberadaan gunung berapi sebelum Gunung Sunda yang menjadi induk Gunung Tangkubanparahu," ujar Bachtiar. Gunung Pra-Sunda itu juga melahirkan gunung-gunung lain di Cekungan Bandung, seperti Gunung Burangrang.
Penelusuran jejak lava itu dimulai dengan melewati perkampungan padat penduduk di belakang UPI, Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Rumah-rumah penduduk sekitar dibangun mengikuti kontur tanah yang menurun, menyerupai lembah.
Curug Sigay
Sekitar 1 kilometer perjalanan, jejak lava Gunung Pra-Sunda mulai terlihat. Sebuah air terjun alami (curug) dengan ketinggian sekitar 7 meter mengalir di sela-sela bebatuan. Bebatuan itu adalah lava Gunung Pra-Sunda yang telah mendingin.
"Lava panas yang padat dan bercampur tanah akhirnya mendingin ketika bertemu dengan aliran sungai. Dalam batasan waktu jam hingga ribuan tahun, lava-lava yang mendingin itu mengeras dan menjadi batu," ujar Bachtiar yang memandu tur wisata tersebut.
Selepas dari permukiman penduduk, peserta tur dibuat takjub dengan curug berketinggian lebih dari 15 meter. Curug Sigay namanya. Di bawah curug yang juga bekas lava itu mengalir Cibeureum yang airnya berwarna kecoklatan dengan sampah menyangkut di sana-sini.
"Air di Bandung semestinya adalah air terbaik dan tersehat karena banyak ditemui curug di sini. Saat air melintasi curug, terjadi proses aeration atau pemberian oksigen pada air dan pelepasan partikel yang tidak berguna. Dampaknya, air menjadi lebih jernih dan kandungan oksigennya lebih tinggi," kata Bachtiar.
Namun, keberadaan curug-curug di Bandung kini harus bersaing dengan limbah pabrik dan sampah rumah tangga yang jumlahnya berton-ton setiap hari. Anggota Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda, Sobirin, mencatat, sampah warga Kota Bandung seberat 2.000 gajah setiap harinya.
Tidak berhenti di Cibeureum, jejak lava Gunung Pra-Sunda masih bisa ditemui hingga perbatasan dengan wilayah Cihideung, Lembang. Dinding lava membentang di sepanjang jalan.
"Menelusuri jejak lava sebenarnya bukan hanya untuk wisata. Namun, sebenarnya kita belajar memahami tindakan alam. Ketika gunung kembali meletus, kita bisa mengetahui jalur-jalur mana yang akan dilintasi lava. Ini juga semacam pendidikan mitigasi bencana," ujar Bachtiar.
Kisah Cibeureum dan Cihideung
Penamaan sungai di Kota Bandung sesungguhnya terkait erat dengan sejarah gunung berapi di kawasan ini. Nama Cibeureum dan Cihideung, yakni dua sungai yang membatasi Kota Bandung dengan Kabupaten Bandung Barat, juga tak lepas dari sejarah letusan gunung api Pra-Sunda. Sungai dalam bahasa Sunda disebut dengan ci. Cibeureum berarti sungai yang airnya berwarna merah karena beureum dalam bahasa Indonesia berarti merah. Cihideung adalah sungai yang airnya berwarna hitam karena hideung dalam bahasa Indonesia berarti hitam. Pakar geografi dari Universitas Pendidikan Indonesia T Bachtiar menjelaskan, sesungguhnya yang berwarna merah dan hitam itu bukan air sungai. Merah dan hitam adalah warna dasar sungai yang terbentuk akibat aliran lava gunung berapi.
"Material vulkanik yang melintasi Cibeureum dominan berwarna merah sehingga ketika mendingin menimbulkan warna kemerahan pada dasar sungai. Cihideung didominasi material vulkanik berwarna hitam. Akibatnya, dasar sungai berwarna kehitaman," katanya.
Dahulu masyarakat sekitar tidak memahami hal ini sehingga mereka mengira air sungai berwarna merah dan hitam. Namun, kini masyarakat barangkali tidak bisa lagi membedakan mana aliran Cibeureum dan Cihideung. Kedua sungai itu sekarang berwarna kecoklatan karena sampah dan limbah. Merah dan hitamnya kedua sungai itu kini sekadar kisah.
Editor: wsn
Sumber : Kompas Cetak
Rabu, 18 November 2009
Metode Pembelajaran Efektif
Belajar atau pembelajaran adalah merupakan sebuah kegiatan yang wajib kita lakukan dan kita berikan kepada anak-anak kita. Karena ia merupakan kunci sukses unutk menggapai masa depan yang cerah, mempersiapkan generasi bangsa dengan wawasan ilmu pengetahuan yang tinggi. Yang pada akhirnya akan berguna bagi bangsa, negara, dan agama. Melihat peran yang begitu vital, maka menerapkan metode yang efektif dan efisien adalah sebuah keharusan. Dengan harapan proses belajar mengajar akan berjalan menyenakngkan dan tidak membosankan. Di bawah ini adalah beberapa metode pembelajaran efektif, yang mungkin bisa kita persiapkan.
Metode Debat
Metode debat merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat penting untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa. Materi ajar dipilih dan disusun menjadi paket pro dan kontra. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok terdiri dari empat orang. Di dalam kelompoknya, siswa (dua orang mengambil posisi pro dan dua orang lainnya dalam posisi kontra) melakukan perdebatan tentang topik yang ditugaskan. Laporan masing-masing kelompok yang menyangkut kedua posisi pro dan kontra diberikan kepada guru.
Selanjutnya guru dapat mengevaluasi setiap siswa tentang penguasaan materi yang meliputi kedua posisi tersebut dan mengevaluasi seberapa efektif siswa terlibat dalam prosedur debat.
Pada dasarnya, agar semua model berhasil seperti yang diharapkan pembelajaran kooperatif, setiap model harus melibatkan materi ajar yang memungkinkan siswa saling membantu dan mendukung ketika mereka belajar materi dan bekerja saling tergantung (interdependen) untuk menyelesaikan tugas. Ketrampilan sosial yang dibutuhkan dalam usaha berkolaborasi harus dipandang penting dalam keberhasilan menyelesaikan tugas kelompok. Ketrampilan ini dapat diajarkan kepada siswa dan peran siswa dapat ditentukan untuk memfasilitasi proses kelompok. Peran tersebut mungkin bermacam-macam menurut tugas, misalnya, peran pencatat (recorder), pembuat kesimpulan (summarizer), pengatur materi (material manager), atau fasilitator dan peran guru bisa sebagai pemonitor proses belajar.
Metode Role Playing
Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan. Kelebihan metode Role Playing:
Melibatkan seluruh siswa dapat berpartisipasi mempunyai kesempatan untuk memajukan kemampuannya dalam bekerjasama.
1. Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.
2. Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi dan waktu yang berbeda.
3. Guru dapat mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui pengamatan pada waktu melakukan permainan.
4. Permainan merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak.
Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama.
Orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah.
Adapun keunggulan metode problem solving sebagai berikut:
1. Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
2. Berpikir dan bertindak kreatif.
3. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis
4. Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
5. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
6. Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
7. Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja.
Kelemahan metode problem solving sebagai berikut:
1. Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misal terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut.
2. Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain.
Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Problem Based Instruction (PBI) memusatkan pada masalah kehidupannya yang bermakna bagi siswa, peran guru menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog.
Langkah-langkah:
1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
2. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
3. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
4. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.
5. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
Kelebihan:
1. Siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya benar-benar diserapnya dengan baik.
2. Dilatih untuk dapat bekerjasama dengan siswa lain.
3. Dapat memperoleh dari berbagai sumber.
Kekurangan:
1. Untuk siswa yang malas tujuan dari metode tersebut tidak dapat tercapai.
2. Membutuhkan banyak waktu dan dana.
3. Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini
Cooperative Script
Skrip kooperatif adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari.
Langkah-langkah:
1. Guru membagi siswa untuk berpasangan.
2. Guru membagikan wacana / materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan.
3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.
4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar menyimak / mengoreksi / menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat / menghapal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.
5. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya, serta lakukan seperti di atas.
6. Kesimpulan guru.
7. Penutup.
Kelebihan:
• Melatih pendengaran, ketelitian / kecermatan.
• Setiap siswa mendapat peran.
• Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan.
Kekurangan:
• Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu
• Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi hanya sebatas pada dua orang tersebut).
Picture and Picture
Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis.
Langkah-langkah:
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2. Menyajikan materi sebagai pengantar.
3. Guru menunjukkan / memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi.
4. Guru menunjuk / memanggil siswa secara bergantian memasang / mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
5. Guru menanyakan alas an / dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
6. Dari alasan / urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep / materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
7. Kesimpulan / rangkuman.
Kebaikan:
1. Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.
2. Melatih berpikir logis dan sistematis.
Kekurangan:Memakan banyak waktu. Banyak siswa yang pasif.
Numbered Heads Together
Numbered Heads Together adalah suatu metode belajar dimana setiap siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa.
Langkah-langkah:
1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.
2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya.
4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka.
5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.
6. Kesimpulan.
Kelebihan:
• Setiap siswa menjadi siap semua.
• Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
• Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.
Kelemahan:
• Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru.
• Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru
Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation)
Metode investigasi kelompok sering dipandang sebagai metode yang paling kompleks dan paling sulit untuk dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif. Metode ini melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Metode ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses kelompok (group process skills). Para guru yang menggunakan metode investigasi kelompok umumnya membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5 hingga 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen. Pembagian kelompok dapat juga didasarkan atas kesenangan berteman atau kesamaan minat terhadap suatu topik tertentu. Para siswa memilih topik yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi mendalam terhadap berbagai subtopik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan menyajikan suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan. Adapun deskripsi mengenai langkah-langkah metode investigasi kelompok dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Seleksi topik
Parasiswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah umum yang biasanya digambarkan lebih dahulu oleh guru. Para siswa selanjutnya diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas (task oriented groups) yang beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi kelompok heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik maupun kemampuan akademik.
b. Merencanakan kerjasama
Parasiswa beserta guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih dari langkah a) di atas.
c. Implementasi
Parasiswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah b). Pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan ketrampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.
d. Analisis dan sintesis
Parasiswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang diperoleh pada langkah c) dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas.
e. Penyajian hasil akhir
Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru.
f. Evaluasi
Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya.
Metode Jigsaw
Pada dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap anggota bertanggungjawab terhadap penguasaan setiap komponen/subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari masing-masing kelompok yang bertanggungjawab terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok lagi yang terdiri dari yang terdiri dari dua atau tiga orang.
Siswa-siswa ini bekerja sama untuk menyelesaikan tugas kooperatifnya dalam: a) belajar dan menjadi ahli dalam subtopik bagiannya; b) merencanakan bagaimana mengajarkan subtopik bagiannya kepada anggota kelompoknya semula. Setelah itu siswa tersebut kembali lagi ke kelompok masing-masing sebagai “ahli” dalam subtopiknya dan mengajarkan informasi penting dalam subtopik tersebut kepada temannya. Ahli dalam subtopik lainnya juga bertindak serupa. Sehingga seluruh siswa bertanggung jawab untuk menunjukkan penguasaannya terhadap seluruh materi yang ditugaskan oleh guru. Dengan demikian, setiap siswa dalam kelompok harus menguasai topik secara keseluruhan.
Metode Team Games Tournament (TGT)
Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement.
Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
Ada5 komponen utama dalam komponen utama dalam TGT yaitu:
1. Penyajian kelas
Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan menentukan skor kelompok.
2. Kelompok (team)
Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game.
3. Game
Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan.
4. Turnamen
Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Turnamen pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya.
5. Team recognize (penghargaan kelompok)
Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan. Team mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata skor 45 atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata mencapai 40-45 dan “Good Team” apabila rata-ratanya 30-40
Model Student Teams – Achievement Divisions (STAD)
Siswa dikelompokkan secara heterogen kemudian siswa yang pandai menjelaskan anggota lain sampai mengerti.
Langkah-langkah:
1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll.).
2. Guru menyajikan pelajaran.
3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok. Anggota yang tahu menjelaskan kepada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
4. Guru memberi kuis / pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu.
5. Memberi evaluasi.
6. Penutup.
Kelebihan:
1. Seluruh siswa menjadi lebih siap.
2. Melatih kerjasama dengan baik.
Kekurangan:
1. Anggota kelompok semua mengalami kesulitan.
2. Membedakan siswa.
Model Examples Non Examples
Examples Non Examples adalah metode belajar yang menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh dapat dari kasus / gambar yang relevan dengan KD.
Langkah-langkah:
1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat OHP.
3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa untuk memperhatikan / menganalisa gambar.
4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas.
5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.
6. Mulai dari komentar / hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.
7. KKesimpulan.
Kebaikan:
1. Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar.
2. Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar.
3. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.
Kekurangan:
1. Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.
2. Memakan waktu yang lama.
Model Lesson Study
Lesson Study adalah suatu metode yang dikembangkan di Jepang yang dalam bahasa Jepangnya disebut Jugyokenkyuu. Istilah lesson study sendiri diciptakan oleh Makoto Yoshida.
Lesson Study merupakan suatu proses dalam mengembangkan profesionalitas guru-guru di Jepang dengan jalan menyelidiki/ menguji praktik mengajar mereka agar menjadi lebih efektif.
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Sejumlah guru bekerjasama dalam suatu kelompok. Kerjasama ini meliputi:
a. Perencanaan.
b. Praktek mengajar.
c. Observasi.
d. Refleksi/ kritikan terhadap pembelajaran.
2. Salah satu guru dalam kelompok tersebut melakukan tahap perencanaan yaitu membuat rencana pembelajaran yang matang dilengkapi dengan dasar-dasar teori yang menunjang.
3. Guru yang telah membuat rencana pembelajaran pada (2) kemudian mengajar di kelas sesungguhnya. Berarti tahap praktek mengajar terlaksana.
4. Guru-guru lain dalam kelompok tersebut mengamati proses pembelajaran sambil mencocokkan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Berarti tahap observasi terlalui.
5. Semua guru dalam kelompok termasuk guru yang telah mengajar kemudian bersama-sama mendiskusikan pengamatan mereka terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. Tahap ini merupakan tahap refleksi. Dalam tahap ini juga didiskusikan langkah-langkah perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.
6. Hasil pada (5) selanjutnya diimplementasikan pada kelas/ pembelajaran berikutnya dan seterusnya kembali ke (2).
Adapun kelebihan metode lesson study sebagai berikut:
- Dapat diterapkan di setiap bidang mulai seni, bahasa, sampai matematika dan olahraga dan pada setiap tingkatan kelas.
- Dapat dilaksanakan antar/ lintas sekolah.
(Taken from http://wijayalabs.wordpress.com/2008/04/)
Metode Debat
Metode debat merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat penting untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa. Materi ajar dipilih dan disusun menjadi paket pro dan kontra. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok terdiri dari empat orang. Di dalam kelompoknya, siswa (dua orang mengambil posisi pro dan dua orang lainnya dalam posisi kontra) melakukan perdebatan tentang topik yang ditugaskan. Laporan masing-masing kelompok yang menyangkut kedua posisi pro dan kontra diberikan kepada guru.
Selanjutnya guru dapat mengevaluasi setiap siswa tentang penguasaan materi yang meliputi kedua posisi tersebut dan mengevaluasi seberapa efektif siswa terlibat dalam prosedur debat.
Pada dasarnya, agar semua model berhasil seperti yang diharapkan pembelajaran kooperatif, setiap model harus melibatkan materi ajar yang memungkinkan siswa saling membantu dan mendukung ketika mereka belajar materi dan bekerja saling tergantung (interdependen) untuk menyelesaikan tugas. Ketrampilan sosial yang dibutuhkan dalam usaha berkolaborasi harus dipandang penting dalam keberhasilan menyelesaikan tugas kelompok. Ketrampilan ini dapat diajarkan kepada siswa dan peran siswa dapat ditentukan untuk memfasilitasi proses kelompok. Peran tersebut mungkin bermacam-macam menurut tugas, misalnya, peran pencatat (recorder), pembuat kesimpulan (summarizer), pengatur materi (material manager), atau fasilitator dan peran guru bisa sebagai pemonitor proses belajar.
Metode Role Playing
Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan. Kelebihan metode Role Playing:
Melibatkan seluruh siswa dapat berpartisipasi mempunyai kesempatan untuk memajukan kemampuannya dalam bekerjasama.
1. Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.
2. Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi dan waktu yang berbeda.
3. Guru dapat mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui pengamatan pada waktu melakukan permainan.
4. Permainan merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak.
Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama.
Orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah.
Adapun keunggulan metode problem solving sebagai berikut:
1. Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
2. Berpikir dan bertindak kreatif.
3. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis
4. Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
5. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
6. Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
7. Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja.
Kelemahan metode problem solving sebagai berikut:
1. Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misal terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut.
2. Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain.
Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Problem Based Instruction (PBI) memusatkan pada masalah kehidupannya yang bermakna bagi siswa, peran guru menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog.
Langkah-langkah:
1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
2. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
3. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
4. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.
5. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
Kelebihan:
1. Siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya benar-benar diserapnya dengan baik.
2. Dilatih untuk dapat bekerjasama dengan siswa lain.
3. Dapat memperoleh dari berbagai sumber.
Kekurangan:
1. Untuk siswa yang malas tujuan dari metode tersebut tidak dapat tercapai.
2. Membutuhkan banyak waktu dan dana.
3. Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini
Cooperative Script
Skrip kooperatif adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari.
Langkah-langkah:
1. Guru membagi siswa untuk berpasangan.
2. Guru membagikan wacana / materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan.
3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.
4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar menyimak / mengoreksi / menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat / menghapal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.
5. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya, serta lakukan seperti di atas.
6. Kesimpulan guru.
7. Penutup.
Kelebihan:
• Melatih pendengaran, ketelitian / kecermatan.
• Setiap siswa mendapat peran.
• Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan.
Kekurangan:
• Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu
• Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi hanya sebatas pada dua orang tersebut).
Picture and Picture
Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis.
Langkah-langkah:
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2. Menyajikan materi sebagai pengantar.
3. Guru menunjukkan / memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi.
4. Guru menunjuk / memanggil siswa secara bergantian memasang / mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
5. Guru menanyakan alas an / dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
6. Dari alasan / urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep / materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
7. Kesimpulan / rangkuman.
Kebaikan:
1. Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.
2. Melatih berpikir logis dan sistematis.
Kekurangan:Memakan banyak waktu. Banyak siswa yang pasif.
Numbered Heads Together
Numbered Heads Together adalah suatu metode belajar dimana setiap siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa.
Langkah-langkah:
1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.
2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya.
4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka.
5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.
6. Kesimpulan.
Kelebihan:
• Setiap siswa menjadi siap semua.
• Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
• Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.
Kelemahan:
• Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru.
• Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru
Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation)
Metode investigasi kelompok sering dipandang sebagai metode yang paling kompleks dan paling sulit untuk dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif. Metode ini melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Metode ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses kelompok (group process skills). Para guru yang menggunakan metode investigasi kelompok umumnya membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5 hingga 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen. Pembagian kelompok dapat juga didasarkan atas kesenangan berteman atau kesamaan minat terhadap suatu topik tertentu. Para siswa memilih topik yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi mendalam terhadap berbagai subtopik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan menyajikan suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan. Adapun deskripsi mengenai langkah-langkah metode investigasi kelompok dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Seleksi topik
Parasiswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah umum yang biasanya digambarkan lebih dahulu oleh guru. Para siswa selanjutnya diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas (task oriented groups) yang beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi kelompok heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik maupun kemampuan akademik.
b. Merencanakan kerjasama
Parasiswa beserta guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih dari langkah a) di atas.
c. Implementasi
Parasiswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah b). Pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan ketrampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.
d. Analisis dan sintesis
Parasiswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang diperoleh pada langkah c) dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas.
e. Penyajian hasil akhir
Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru.
f. Evaluasi
Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya.
Metode Jigsaw
Pada dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap anggota bertanggungjawab terhadap penguasaan setiap komponen/subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari masing-masing kelompok yang bertanggungjawab terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok lagi yang terdiri dari yang terdiri dari dua atau tiga orang.
Siswa-siswa ini bekerja sama untuk menyelesaikan tugas kooperatifnya dalam: a) belajar dan menjadi ahli dalam subtopik bagiannya; b) merencanakan bagaimana mengajarkan subtopik bagiannya kepada anggota kelompoknya semula. Setelah itu siswa tersebut kembali lagi ke kelompok masing-masing sebagai “ahli” dalam subtopiknya dan mengajarkan informasi penting dalam subtopik tersebut kepada temannya. Ahli dalam subtopik lainnya juga bertindak serupa. Sehingga seluruh siswa bertanggung jawab untuk menunjukkan penguasaannya terhadap seluruh materi yang ditugaskan oleh guru. Dengan demikian, setiap siswa dalam kelompok harus menguasai topik secara keseluruhan.
Metode Team Games Tournament (TGT)
Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement.
Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
Ada5 komponen utama dalam komponen utama dalam TGT yaitu:
1. Penyajian kelas
Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan menentukan skor kelompok.
2. Kelompok (team)
Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game.
3. Game
Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan.
4. Turnamen
Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Turnamen pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya.
5. Team recognize (penghargaan kelompok)
Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan. Team mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata skor 45 atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata mencapai 40-45 dan “Good Team” apabila rata-ratanya 30-40
Model Student Teams – Achievement Divisions (STAD)
Siswa dikelompokkan secara heterogen kemudian siswa yang pandai menjelaskan anggota lain sampai mengerti.
Langkah-langkah:
1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll.).
2. Guru menyajikan pelajaran.
3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok. Anggota yang tahu menjelaskan kepada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
4. Guru memberi kuis / pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu.
5. Memberi evaluasi.
6. Penutup.
Kelebihan:
1. Seluruh siswa menjadi lebih siap.
2. Melatih kerjasama dengan baik.
Kekurangan:
1. Anggota kelompok semua mengalami kesulitan.
2. Membedakan siswa.
Model Examples Non Examples
Examples Non Examples adalah metode belajar yang menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh dapat dari kasus / gambar yang relevan dengan KD.
Langkah-langkah:
1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat OHP.
3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa untuk memperhatikan / menganalisa gambar.
4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas.
5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.
6. Mulai dari komentar / hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.
7. KKesimpulan.
Kebaikan:
1. Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar.
2. Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar.
3. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.
Kekurangan:
1. Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.
2. Memakan waktu yang lama.
Model Lesson Study
Lesson Study adalah suatu metode yang dikembangkan di Jepang yang dalam bahasa Jepangnya disebut Jugyokenkyuu. Istilah lesson study sendiri diciptakan oleh Makoto Yoshida.
Lesson Study merupakan suatu proses dalam mengembangkan profesionalitas guru-guru di Jepang dengan jalan menyelidiki/ menguji praktik mengajar mereka agar menjadi lebih efektif.
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Sejumlah guru bekerjasama dalam suatu kelompok. Kerjasama ini meliputi:
a. Perencanaan.
b. Praktek mengajar.
c. Observasi.
d. Refleksi/ kritikan terhadap pembelajaran.
2. Salah satu guru dalam kelompok tersebut melakukan tahap perencanaan yaitu membuat rencana pembelajaran yang matang dilengkapi dengan dasar-dasar teori yang menunjang.
3. Guru yang telah membuat rencana pembelajaran pada (2) kemudian mengajar di kelas sesungguhnya. Berarti tahap praktek mengajar terlaksana.
4. Guru-guru lain dalam kelompok tersebut mengamati proses pembelajaran sambil mencocokkan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Berarti tahap observasi terlalui.
5. Semua guru dalam kelompok termasuk guru yang telah mengajar kemudian bersama-sama mendiskusikan pengamatan mereka terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. Tahap ini merupakan tahap refleksi. Dalam tahap ini juga didiskusikan langkah-langkah perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.
6. Hasil pada (5) selanjutnya diimplementasikan pada kelas/ pembelajaran berikutnya dan seterusnya kembali ke (2).
Adapun kelebihan metode lesson study sebagai berikut:
- Dapat diterapkan di setiap bidang mulai seni, bahasa, sampai matematika dan olahraga dan pada setiap tingkatan kelas.
- Dapat dilaksanakan antar/ lintas sekolah.
(Taken from http://wijayalabs.wordpress.com/2008/04/)
Jangjawokan
Seureuh seuri
Pinang nanggeng
Apuna galugaet angen
Gambirna pamuket angen
Bakona galuge sari
Coh nyay, parupat nyay, loeko lenyay
Cucunduking aing taruk harendong
Cucunduking aing taruk paku hurang
Keuna asihan awaking
Asihan si leuget teureup
Kalimat diatas merupakan jangjawokan yang biasa digunakan urang sunda buhun ketika hendak nyepah (nyeupah), digerenteskeun atau di ucapkan dalam hati. Jangjawokan digunakan pada setiap kali kegiatan, bahkan menjadi tertib hidup. Misalnya untuk bergaul, bekerja sehari-hari, dan berdoa. Laku demikian dimungkinkan karena faktor masyarakat Sunda yang agraris selalu menjaga harmonisasi dengan alam. Konon pula seluruh nu kumelendang dialam dunya dianggap memiliki jiwa.
Tertib dan krama hidup misalnya berhubungan dengan padi (beras). Ada jangjawokan yang digunakan sejak menanam bibit, ngaseuk, tandur, panen, nyiuk beas, nyangu, mawa beas ticai, ngisikan, seperti salah satu contoh dibawah ini :
Jampe Nyimpen Beas
Mangga Nyi Pohaci
Nyimas Alame Nyimas Mulane
Geura ngalih ka gedong manik ratna inten
Abdi ngiringan
Ashadu sahadat panata, panetep gama
Iku kang jumeneng lohelapi
Kang ana teleking ati
Kang ana lojering Allah
Kang ana madep maring Allah
Iku wuju salamaet ing dunya
Salamet ing akherat
Asahadu anla ila haileloh
Wa ashadu anna Muhammaddarrasolullah
Abdi seja babakti kanu sakti, agung tapa
Nyanggakeun sangu putih sapulukan
Kukus kuning purba herang
Tuduh kang seseda tuhu
Datang ka sang seda herang
Tepi ka kang seda sakti
Nu sakti neda kasakten
Neda deugdeugan tanjeuran
Contoh lainnya,
Jampe Ngisikan (mencuci beras) :
Mangga Nyimas Alene Nyimas Maulene
Geura siram dibanyu mu’min
Di Talaga Kalkaosar
Abdi ngiringan
Nyi Pohaci Budugul Wulung
Ulang jail babawaan kaula
Heug
Nyi Pohaci Barengan Jati
Ulah jail kaniaya
Ka Nyi Pohaci Sukma Jati
heug
Inilah contoh tertib hidup masyarakat agraris yang menciptakan harmonisasi adapt dengan alam.
Para Sastrawan Sunda pada umumnya, seperti Wahyu Wibisana, Rus Rusyana, Ajip Rosidi menggolongkan Jangjawokan sebagai bentuk puisi sunda. Yus Rusyana menuangkannya dalam buku Bagbagan Puisi Mantra Sunda (1970), sedangkan Ajip Rosidi dalam Jangjawokan (1970). Saya piker, lepas dari benar atau salah tentang pemahaman masing-masing terhadap jangjawokan, namun dengan cara katagorisasi menjadi cabang dari puisi, paling tidak dapat terkabarkan kegenarasi berikutnya, bahwa di tatar ini pernah ada bagian dari budaya Sunda yang disebut Jangjawokan.
Menurut Wahyu Wibisana :
jangjawokan sejalan dengan maksud puisi magis yang dikemukakan Yus Rusyana dan pendapat Rachmat Subagya pada Agama Asli Indonesia. Dengan mantra orang berangsur-angsur memulangkan kuasa-kuasa imajiner yang dianggap melanggar atas wewenangnya yang imajiner kepada tempat asal wajar mereka yang imajiner juga.
Pengertian imajiner berpusat pada pemikiran yang berhubungan dengan makhluk gaib yang dianggap mempunyai kekuasaan dan kewenangan dan berada di tempat tertentu. Dengan demikian, hal ini ada pada tataran keyakinan dan kepercayaan bahwa dengan cara tertentu, kekuasaan dan kewenangan makhluk gaib itu dapat dimanfaatkan manusia untuk tujuan-tujuan yang dikehendakinya. Cara itulah dengan menggunakan mantra serta segala ketentuannya.
Mengapa Istilah Jangjawokan ?
Wahyu Wibisana dalam SASTRA LAGU : Mencari Hubungan Larik dan Lirik menjelaskan :
Dua buah bentuk puisi sunda yang dapat dikatakan bersifat arkais ialah ajimantra dan bentuk puisi pada cerita pantun. Istilah ajimantra diambil dari naskah kuno Siksa Kandang Karesyan. Sedangkan puisi pada pantuan ada tahun 1518, sama artinya dengan istilah mantra sekarang. Sedangkan puisi pada cerita pantun ada dua yakni rajah dan nataan”.
Jangjawokan suatu arti kata lain dari ajimantra. Istilah ajimantra digunakan dalam Naskah Siksa Kanda Ng Karesyan, ditulis pada tahun 1518 M. Tapi istilah Jangjawokan tidak diketahui sejak kapan. Namun Urang Sunda Tradisional lebih banyak menggunakan istilah Jangjawokan atau ajian ketimbang ajimantra. Mungkin kedua sebutan yang memiliki kesaman makna ini menandakan adanya adaptasi pemahaman, menganggap Jangjawokan (Sunda Buhun) eufimisme dari ajimantra (Sanksekerta).
Ajip Rosidi dalam buku Jangjawokan lebih menekankan pada istilah ini ketimbang menggunakan kalimat ajimantra, dengan alasan : Istilah ajimantra berasal dari India dan dalam bahasa Sunda tidak pernah digunakan. Dilihat dari segi isinya, Jangjawokan itu berupa permintaan atau perintah agar keinginan sipengguna jangjawokan dilaksanakan oleh nu gaib “makhluk gaib”.
Tapi tanpa mengoreksi paradigma diatas, timbul pertanyaan, apakah benar Jangjawokan itu ajimantra yang dimintakan kepada Makhluk Gaib ?.
Adaptasi bahasa atau keyakinan ?
Sebenarnya untuk mentraslate makna tujuan permohonan dari pelaku jangjawokan perlu juga ditelusuri melalui pemahaman tentang Hyang Tunggal ; Hyang Keresa atau Ketuhanan Yang Maha Esa serta sdejarah diri dalam Paradigma Sunda. Karena pemahaman istilah nu gaib tidak selamanya berkonotasi pada makhluk gaib, seperti jin atau makhluk halus, akan tetapi ada juga semacam cara membangkitkan spiritulitas dalam dirinya, seperti paradigma tentang raga ; bathin dan kuring.
Negasi terhadap paradigma diatas dapat dicontohkan, sebagai berikut :.
Ka Indung nu ngandung
Ka Rama nu ngayuga
Ka Indung nu teu ngandung
Ka Rama nu ngayuga
Kadulur opat kalima pancer
Pangnepikeun ieu hate
Ka Indungna anu nagnadung
Ka Ramana anu ngayuga
Ka Indungna nu teu ngandung
Ka Ramana nu ngayuga
Kadulur opat kalima pancer
Kalawan kanu ngurus jeung ngaluis si …. (anu) ……
Dst … dst …….
Saya tidak melihat adanya eksistensi nu gaib dari luar dirinya. Dalam kasus lain, bisa jadi ditujukan untuk memperkuat bathinnya, atau semacam ada perintah ingsun kepada bathinnya untuk berkomunikasi dengan ingsun orang lain.
Jika saja yang dimaksud dalam kandungan jangjawokan sama dengan yang dimaksud dalam Pantun Sunda, mengingat keduanya juga dikatarogikan sebagai puisi arkais, hemat saya dapat pula diperbandingkan dengan referensi dari Buku Jakob Sumardjo tentang ‘Khasanah Pantun Sunda’, terutama tentang ‘arkeologi pemkiran’ Urang Sunda Buhun terhadap ‘Trias Politik Sunda’. Tanpa pemahaman yang jelas niscaya “Urang Sunda” akan kehilangan sejarah pemikirannya yang hakiki.
Signal dari paradigma dan muara pernmohonan bisa pula dikaitkan dengan strata pengabdian dalam hirarki pemerintahannya. Misalnya Wado tunduk kepada Mantri ; Mantri tunduk kepada nangganan ; nangganan tunduk kepada mangkubumi ; mangkubumi, tunduk kepada ratu ; ratu tunduk kepada dewata ; dewata tunduk kepada Hyang. Dengan demikian Hyang lah yang tertinggi.
Menurut Edi S Ekajati, dalam Kebudayaan Sunda – Agama dan kepercayaan :
Kekuasaan tertinggi berada pada Sahyang Keresa (Yang Mahakuasa) atau Nu Ngersakeun (Yang Menghendaki). Dia disebut Batara Tunggal (Tuhan Yang Maha Esa), Batara Jagat (Penguasda Alam), dan Batara Seda Niskala (Yang Gaib). Jadi dalam pemahaman saya, yang membedakan masalah Keesaan Tuhan dalam Paradigma Urang Sunda Wiwitan dengan yang berikutnya terletak pada Syariatnya. Hal ini wajar, mengingat masing-masing ageman memiliki sejarah dan perkembangannya sendiri.
Dalam tradisi Jangjawokan selanjutnya ditemukan ada sebutan Allah kepada yang dimohonkan. Urang sunda biasanya membaca dengan Alloh. Konsonan “O” nya mani lekoh - khas. Bahkan ada jangjawokan dari Urang Baduy yang menggunakan istilah yang digunakan para pemeluk agama islam, seperti dalam Sawer Panganten, seperti dibawah ini :
Bismillahirohmanirohim.
Panggpunten kasadaya,
Kau nu tua ka nu anom,
Sumawon kanu sepuh mah,
Kaula bade nyembahkeun,
Nyi panganten sareng ki panganten.
Atau dalam Sadat Islam :
Sadat Islam aya dua,
Ngislamkeun badan kalawan nyawa,
Dat hirup tangkal iman,
Ngimankeun badan sakujur,
Hudang subuh banyu wulu,
Parentah Kangjeng Gusti,
Nabi Adam pangyampurnakeun badan awaking,
Sir suci,
Sir adam,
Sir Muhammad,
Muhammad Jaka lalana,
Nu aya di saluhuring alam.
Istilah dalam jangjawokan yang banyak disebut-sebut urang sunda Buhun, seperti Allah – Adam dan Muhammad tentunya tidak bisa dilepaskan dari paradigma tentang Dzat – Sifat – dan Manusia itu sendiri. Mungkin juga menandakan adanya unsur kesatuan yang hakiki antara raga, bathin dan kuring-na manusa. Memang menjadi sulit bagi saya membedakan jika masih ada istilah : Jangjawokan itu suatu permohonan (hanya) kepada Makhluk Gaib, bukan kepada Yang Maha Gaib. Tapi syah-syah saja jika digunakan dalam rangka katagorisasi puisi arkais.
Contoh lainnya do’a untuk belajar, atau agar dicerahkan pikiran. Contoh ini saya dapatkan dari Almarhum Bapak Nunung Setiya, demikian :
Allahuma hujud bungbang
Nu hurung dina jajantung
Nu ruhay dina kalilipa
Remet meteng dina angen
Bray padang ….. Alllah.
Pangmukakeun kareremet nu aya didiri kula
Bray padang,
Brya caang,
Caangna salalawasna
Lawasna Saumur kula.
Setelah Bapak Nunung meninggal kemudian saya coba telusuri dari mana asal jangjawokan itu, dan bagaimana pula bahasa aslinya. Pada akhirnya saya menemukan dari salah satu sumber, konon dahulunya berisi, demikian :
Hujud bungbang
Nu hurung dina jajantung
Nu ruhay dina kalilipa
Remet meteng dina angen
Bray padang,
Pangmukakeun kareremet nu aya didiri kula
Bray padang,
Brya caang,
Caangna salalawasna
Lawasna Saumur kula.
Jika saja yang kedua diatas diyakini bersumber dari jangjawokan yang pertama dan tidak ditemukan kalimat Tauhid, namun dalam bentuk dibawah pun tidak ditemukan adanya unsur yang memintakan kepada makhluk gaib dalam arti diluar (kekuatan) dirinya. Kecuali jika indung mu ngandung dan nu teu ngandung ; bapak nu nungayuga kalawan nu teu ngayuga ; dulur opat kalima pancer dianggap makhluk gaib ?.
Saya justru menafsirkan, dengan dicantumkannya kalimat Tauhid didalam jangjawokan tersebut, justru dikembangkan oleh urang sunda berikutnya, bertujuan memintakan legitimasi dan ijin dari yang Maha Gaib. Setidak-tidaknya bertujuan untuk mengurangi tudingan menduakan Tuhan. Tapi ada benarnya jika urang tua dulu berujar “antara Gusti jeung makhlukna euweuh watesna, leuwih deukeut jeung naon wae, malah masih jauh antara hate jeung urat beuheung”.
Ciri-ciri Janjawokan
Jangjawokan didalam koridor satra puisi arkais didefinisikan, sebagai : permintaan atau perintah agar keinginan (orang yang menggunakan jangjawokan) dilaksanakan oleh nu gaib “makhluk gaib” sebatas ini mudah dipahami, yakni para pengguna jangjawokan menggunakan makhluk gaib untuk mencapai keinginannya. Namun tidak dapat dipungkiri jika ditemukan pula jangjawokan yang menggunakan bacaan sebagaimana lajimnya digunakan oleh urang sunda yang beragama islam (lihat Sadat Buhun), dikatagorikan do’a, bukan jangjawokan. Namun apakah tidak ada jangjawokan bukan do’a ?.
Pemilahan jangjawokan dengan do’a dimungkinkan terjadi jika jangjawokan dikatagorikan sebagai bagian dari puisi sunda (arkais), serta dibahas dalam kacamata sastra. Indikator jangjawokan ditentukan berdasarkan kacamata sastra. Namun boleh saja jika jangjawokan dilihat dari kacamata lainnya. Karena ketika seseorang mengucapkan jangjawokan tentu tujuannya bukan untuk membaca puisi.
Jangjawokan diyakini memiliki kekuatan magis. Kemungkinan kekuatan dari kandungan magis yang dirasakan nyaman menyebabkan jangjawokan ditularkan secara turun temurun. Jangjawokan tidak mungkin bisa bertahan dan terkabarkan hingga sekarang jika tidak dirasakan manfaatnya dan diyakini kekuatannya. Yang jelas ada harmoni manusia dengan alamnya ketika jangjawokan itu dibacakan.
Peran jangjawokan bisa diasumsikan keberadaanya sebelum kemudian diserahkan kepada para penyembuh modern, seperti dokter ; psikolog ; atau profesi apapun yang terkait dengan masalah penyembuhan fisik dan psikis. Jangjawokan digunakan pula dalam keseharian, sebagai bagian dari tertib hidup, seperti pada kegiatan sebelum buang air dan kegiatan lainnya.
Jangjawokan dalam jenis ini bisa ditemukan dalam Jampe Kahampangan (Jampi hendak buang air kecil) ; Jampe Kabeuratan (hendak buang air besar) ; Jampe Neda (Jampi sebelum makan) ; Jampe Masamon (Jampi bertamu) dll. Konon kabar, kekuatan dari magisnya terletak pada kebersihan hati si pelafalnya dan kesungguhan bagi para penggunannya. Namun saya tidak bisa terlalu jauh masuk untuk mengetahui pengaruhnya, biarlah ini merupakan bagian dari bidang l.ainnya.
Wahyu Wibisana, mengkatagorikan: ”ajimantra (baca : Jangjawokan) merupakan sastra arkais yang pernah muncul kemudian setelah sastra sunda kuno. Dikatakan ’pernah digunakan’ dan ’pernah muncul’, karena memang saat ini kebanyakan orang sunda sudah tidak menggunakan dan sekaligus tidak mempercayai ajimantra. Hanya saja, sebagai karya sastra (yang umumnya berbentuk lisan) tetap merupakan genre tersendiri dalam sastra Sunda seperti juga pada sastra daerah lainnya di Nusantara.”.
Dari pernyataan diatas, saya yakin Kang Wahyu masih menganggap bahwa masih ada masyarakat Sunda yang menggunakan jangjawokan. Kitapun lantas tidak bisa menafsirkan masyarakat pengguna jangjawokan sebagai masyarakat ketinggalan jaman, karena realitasnya masih nyaman untuk digunakan. Dengan dimasukannya ajimantra sebagai bagian dari puisi maka masih bisa ditelusuri dan terkabarkan beritanya kepada generasi berikutnya. Setidak-tidaknya katagorisasi ini dapat menyelamatkan jangjawokan sebagai asset budaya bangsa, sekalipun hanya dinikmati sebagai karya seni, tidak pada unsur magisnya.
Ciri-ciri Jangjawokan.
Jangjawokan menurut Wahyu Wibisana memiliki ciri-ciri, yakni :
1. menyebutkan nama kuasa imajiner, seperti : Pohaci Sanghiyang Asri, Batara, Batari dll.
2. dalam kalimat atau frase yang menyatakan si pengucap janjawokan berada pada posisi yang lebih kuat, otomatis berhadapan dengan pihak yang lemah.
3. berhubungan dengan konsvensi puisi, merupakan kelanjutan dari gaya Sastra Sunda Buhun dan cerita Pantun, yakni adanya desakan atau perintah, disamping himbauan, tegasnya bersifat imperative dan persuasif.
4. masih berhubungan dengan konvensi puisi, adanya rima-rima dalam jangjawokan. Rima-rima dimaksud memiliki fungsi estetis ; membangun irama ; fungsi magis ; fungsi membuat ingatan orang yang mengucapkan.
5. adanya lintas kode bahasa pada ajimantra yang hidup di Priangan dan Baduy. Bahasa jangjawokan tersebut diserap seutuhnya atau disesuaikan dengan lidah pengucapnya.
6. terkesan sebagai sastra arkais yang pernah muncul kemudian setelah sastra sunda.
Ciri-ciri diatas tentunya dilihat dari katagori Jangjawokan sebagai bagian dari puisi arkais sunda. Jadi wajar jika ada tekanan tujuan dari materi jangjawokan ; gaya sastra dan gaya bahasa ; rima-rima ; dan kelahirannya paska sastra sunda.
Penyebutan Kuasa Imajiner
Pengertian imajiner berpusat pada pemikiran yang berhubungan dengan makhluk gaib yang dianggap mempunyai kekuasaan dan kewenangan dan berada di tempat tertentu. Pada tataran keyakinan dan kepercayaan bahwa dengan cara tertentu, kekuasaan dan kewenangan makhluk gaib itu dapat dimanfaatkan manusia untuk tujuan-tujuan yang dikehendakinya, sebagaimana dalam Jangjawokan.
Nama-nama kuasa imajiner yang dimaksudkan tentunya sangat terkait dengan istilah-istilah yang digunakan urang Sunda Buhun. Seperti Pohaci Sanghyang Asri ; Batara dan Batari ; Sri Tunggal Sampurna ; Malaikat Incer Putih ; Raden Angga Keling ; Ratu Teluh ti Galunggung ; Sang Ratu Babut Buana. Penyebutan kuasa imajiner tersebut, seperti contoh dibawah ini :
Jampe Masamoan
Nu ngariung jiga lutung
Nu ngarendeng jiga monyet
Nya aing mandaha !
Maung pundung datang turu
Badak galak datang depa
Galudra di tengah imah
Kakeureut kasieup ku pohaci awaking.
Jampe masamoan diatas bertujuan agar memiliki kekuatan yang tersinari pohaci yang ada didalam dirinya. Bahkan ada semacam perintah bathin kepada siapapun yang ada ditempat pasamoan tersebut untuk tunduk dan menerima kehadirannya. Mungkin juga dapat ditafsirkan adanya perintah bathin orang yang hendak bertamu kepada bathin pihak”nu dipasamoan’.
Contoh perintah bathin ini dapat dilihat dari asihan asihan seperti dibawah ini, sebagai berikut :
Ka Indung anu ngandung
Ka Rama anu ngayuga
Ka Indung nu teu ngandung
Ka Rama anu teu ngayuga
kadulur opat kalima pancer
Pang nepikeun ieu hate
Ka Indung na anu ngandung
Ka Rama na anu ngayuga
Ka Indung na nu teu ngandung
Ka Rama na anu teu ngayuga
Kadulur na opat kalima pancer
Kalawan kanu ngurus ngaluis hirup jeung huripna... (sianu) .......
Pamugi sing ....................................................
Jangjawokan diatas terasakan adanya perintah bathin (rasa) dari pembaca jangjawokan kepada bathin (rasa) orang yang dituju untuk melaksanakan apa yang dikehendakinya. Perintah dan urusan koridor bathin ini sangat nampak ketika pemohon memerintahkan bathinnya untuk menyampaikan kepada bathin tujuannya. Seperti ada eksistensi indung dan bapak anu ngandung kalawan nu teu ngandung. Kemudian disebut pula eksistensi dari saudara yang empat dan pancernya.
Dalam konteks yang sama ditemukan pula istilah-istilah spiritual yang lajim digunakan orang sunda penganut agama islam. Sehingga kuasa imajiner jika ditafsirkan sebagai sesuatu yang gaib atau makhluk terasa menjadi rancu jika kita membaca jangjawokan seperti dibawah ini.
Jampe Unggah
Ashadu sahadat bumi
Ma ayu malebetan
Bumi rangsak tanpa werat
Lan tatapakan ing Muhammad
Birahmatika ya arohmana rohomin
Jampe Turun
Allohuma ibu bumi
Medal tapak tatapakan
Turun wawayanging ing Muhamad
Birahmatika ya arohma rohimin.
Jika saja ditelaah lebih lanjut dari kedua jangjawokan terakhir, saya sendiri menjadi maklum, bahwa permohonan bathin kepada sesuatu ”Yang Gaib” dimintakan ijin terlebih dahulu kepada ”Yang Maha Gaib”, atau dapat juga disimpulkan bahwa atas kehendak yang Maha Gaib maka Yang Gaib itu bisa diperintahkan.
Istilah ”Nu Gaib” disini tentunya menimbulkan pertanyaan, Nu Gaib anu mana ?. Mungkin alangkah lebih bijaknya jika mendefinisikan jangjawokan dengan cara menggunakan paradigma dari para penggunanya, yakni masyarakat Sunda Buhun. Dalam paradigma masyarakat Sunda Buhun, terutama ketika mengkaji dan menemukan sejarah diri akan terungkap ada tiga unsur yang menyebabkan manusa hirup jeung hurip, yakni unsur lahir (raga) ; bathin (hidup) dan kuring (aku). Kuring atau aku bertindak sebagai driver bagi lahir dan bathin, bagi raga jeung hirupna. Aku pula yang memanaje raga dan bathin.
Dari paradigma tersebut tentunya dapat disimpulkan, bahwa nu gaib itu bukan sesosok makhluk yang ada diluar dirinya, melainkan nu ngancik dina dirina.
Pengguna Jangjawokan sebagai pemberi perintah
Dalam jangjawokan, si pengguna bertindak sebagai pemberi perintah bathin, paling tidak sebagai pihak yang ‘menginginkan’ sesuatu. Oleh para sastrawan diposisikan sebagai pihak yang lebih kuat terhadap penerima perintah. Misalnya :
Nu ngariung jiga lutung
Nu ngarendeng jiga monyet
Nya aing mandahna
…………..
kakeureut ka sieup ku pohaci awaking
Atau :
Curuk aing curuk angkuh
Bisa ngangkuh putra ratu
……
mangka reret soreang
soreang ka badan awaking
Sipemberi perintah hemat saya tidak selamanya memposisikan diri sebagai pihak yang lebih kuat, karena ada juga kecenderungan kalimat yang dapat ditafsirkan sebagai permohonan atau himbauan, bukan perintah. Jika perhadapkan dengan yang kuat dan yang lemah, maka sangat tepat jika ia sebagai pihak yang lebih rendah dan sedang menginginkan sesuatu.
Tipe jangjawokan semacam diatas, seperti dibawah ini :
Jampe nyimpen Beas
Mangga Nyi Pohaci
Nyimas Alane Nyimas Mulane
Geura ngalih ka gedong manik ratna inten
Abdi ngiringan
…………….
Dari kalimat tersebut lebih jauh dari unsure memerintah. Sekalipun menaruh harapan besar untuk melakukan. Namun lebih tepay jika dikatagorikan membujuk untuk melakukan. Contoh lainnya, seperti dalam Jampe ngisikan : Mangga Nyimas Alene Nyimas Mulane - Geura siram dibanyu mu’min - Di Talaga Kalkaosar - Abdi ngiringan ……dst”
Saya menemukan beberapa kasus. Untuk jenis jangjawokan tertentu, seperti pangabaran atau asihan, penyatuan bathin dan kandungan jangjawokan dilakukan melalui proses ‘kuru cileuh kentel peujit’. Mungkin ini untuk menumbuhkan kesungguhan dan keteguhan hati serta keyakinan agar tujuan tersebut bisa dicapai. Dalam temuan saya (mungkin suatu kebetulan), dilakukan pula oleh masyarakat yang bukan penganut ajaran Sunda Buhun.
Cara-cara dan budaya demikian bukan hanya dilakukan oleh ‘urang sunda buhun’ bahkan sampai sekarang masih ada yang melakukannya. Misalnya melakukan dengan cara berpuasa dalam jumlah hari tertentu ; melakukan wirid ; atau melakukan shalat malam. Sedangkan ukuran keberhasilannya tidak sama dengan peta pengalaman seperti makan rawit, langsung terasa pedasnya, atau bisa dinikmati.
Penekanan perintah
Dalam jangjawokan sering ditemukan pengulangan perintah atau semacam ‘penegasan perintah untuk dilaksanakan’. Perintah ini bersifat imperatif atau persuasif, misalnya :
Bray padang, Bray caang
Caangna salalawasna,
lawasna Saumur kula
……………………………
mangka langgeng mangka tetep
mangka hurip kajayaan
Kalimat ini tentunya bukan sekedar penegasan, namun dapat juga diartikan sebagai kesungguhan untuk mencapai apa yang dikehendakinya.
Penutup
Sebenarnya sangat sulit mendifinisikan jangjawokan, kecuali dari kandungan keinginan yang termaktub didalam jangjawokan itu sendiri. Jika dinyatakan meminta kepada makhluk gaib, namun yang ditemukan adalah upaya menguatkan bathinnya, bahkan ada negasi tentang eksistensi Tuhan. Kemudian, jika saja dinyatakan sebagai perintah, itupun sulit diderfinisikan, mengingat ada pula janjawokan yang isinya memohon atau menghimbau.
Jangjawokan adalah hasil cipta, karsa dan rasa manusia Sunda. Memiliki akar kesejarahan yang mandiri. Sejalan dengan perkembangan dan sejarah pemahaman tentang keyakinan dan sejarah diri, bahkan pernah dirasakan manfaatnya. Jangjawokan bukan sekedar puisi yang dapat dinikmati kata-katanya, namun sebagai sesuatu yang diyakini memiliki kekuatan. Biarlah jangjawokan ‘diampihan’ sebagai puisi, agar tidak hilang dan dapat terkabarkan dikemudian hari.
Mun seug tea mah aya nu nyungsi rusiah jangjawokan, dipaluruh nepi ka wates wangenna. Tinangtu bakal panggih jeung sajatining hirup jeung huripna. Nu gaib lain makhluk nu misah tina ingsunna. Nu ngulon, ngaler, ngetan jeung ngidul, lain nu nyengkal tina pancerna. Sakabehna aya na hate jeung rasana, aya dina uteuk jeung pikiranana. Ibarat gula jeung amisna, uyah jeung asinna, ngajirim ngajadi hiji, kalawan tinekenan bakal kabuka rusiah, saha ari urang ? timana ari urang ? jeung rek kamana ari urang ?. Sabab mun manusa geus wawuh jeung dirina tinangtu bakal wawuh ka Gunti na.(Cag).
sumber:http://mirwansmart.blogspot.com
Pinang nanggeng
Apuna galugaet angen
Gambirna pamuket angen
Bakona galuge sari
Coh nyay, parupat nyay, loeko lenyay
Cucunduking aing taruk harendong
Cucunduking aing taruk paku hurang
Keuna asihan awaking
Asihan si leuget teureup
Kalimat diatas merupakan jangjawokan yang biasa digunakan urang sunda buhun ketika hendak nyepah (nyeupah), digerenteskeun atau di ucapkan dalam hati. Jangjawokan digunakan pada setiap kali kegiatan, bahkan menjadi tertib hidup. Misalnya untuk bergaul, bekerja sehari-hari, dan berdoa. Laku demikian dimungkinkan karena faktor masyarakat Sunda yang agraris selalu menjaga harmonisasi dengan alam. Konon pula seluruh nu kumelendang dialam dunya dianggap memiliki jiwa.
Tertib dan krama hidup misalnya berhubungan dengan padi (beras). Ada jangjawokan yang digunakan sejak menanam bibit, ngaseuk, tandur, panen, nyiuk beas, nyangu, mawa beas ticai, ngisikan, seperti salah satu contoh dibawah ini :
Jampe Nyimpen Beas
Mangga Nyi Pohaci
Nyimas Alame Nyimas Mulane
Geura ngalih ka gedong manik ratna inten
Abdi ngiringan
Ashadu sahadat panata, panetep gama
Iku kang jumeneng lohelapi
Kang ana teleking ati
Kang ana lojering Allah
Kang ana madep maring Allah
Iku wuju salamaet ing dunya
Salamet ing akherat
Asahadu anla ila haileloh
Wa ashadu anna Muhammaddarrasolullah
Abdi seja babakti kanu sakti, agung tapa
Nyanggakeun sangu putih sapulukan
Kukus kuning purba herang
Tuduh kang seseda tuhu
Datang ka sang seda herang
Tepi ka kang seda sakti
Nu sakti neda kasakten
Neda deugdeugan tanjeuran
Contoh lainnya,
Jampe Ngisikan (mencuci beras) :
Mangga Nyimas Alene Nyimas Maulene
Geura siram dibanyu mu’min
Di Talaga Kalkaosar
Abdi ngiringan
Nyi Pohaci Budugul Wulung
Ulang jail babawaan kaula
Heug
Nyi Pohaci Barengan Jati
Ulah jail kaniaya
Ka Nyi Pohaci Sukma Jati
heug
Inilah contoh tertib hidup masyarakat agraris yang menciptakan harmonisasi adapt dengan alam.
Para Sastrawan Sunda pada umumnya, seperti Wahyu Wibisana, Rus Rusyana, Ajip Rosidi menggolongkan Jangjawokan sebagai bentuk puisi sunda. Yus Rusyana menuangkannya dalam buku Bagbagan Puisi Mantra Sunda (1970), sedangkan Ajip Rosidi dalam Jangjawokan (1970). Saya piker, lepas dari benar atau salah tentang pemahaman masing-masing terhadap jangjawokan, namun dengan cara katagorisasi menjadi cabang dari puisi, paling tidak dapat terkabarkan kegenarasi berikutnya, bahwa di tatar ini pernah ada bagian dari budaya Sunda yang disebut Jangjawokan.
Menurut Wahyu Wibisana :
jangjawokan sejalan dengan maksud puisi magis yang dikemukakan Yus Rusyana dan pendapat Rachmat Subagya pada Agama Asli Indonesia. Dengan mantra orang berangsur-angsur memulangkan kuasa-kuasa imajiner yang dianggap melanggar atas wewenangnya yang imajiner kepada tempat asal wajar mereka yang imajiner juga.
Pengertian imajiner berpusat pada pemikiran yang berhubungan dengan makhluk gaib yang dianggap mempunyai kekuasaan dan kewenangan dan berada di tempat tertentu. Dengan demikian, hal ini ada pada tataran keyakinan dan kepercayaan bahwa dengan cara tertentu, kekuasaan dan kewenangan makhluk gaib itu dapat dimanfaatkan manusia untuk tujuan-tujuan yang dikehendakinya. Cara itulah dengan menggunakan mantra serta segala ketentuannya.
Mengapa Istilah Jangjawokan ?
Wahyu Wibisana dalam SASTRA LAGU : Mencari Hubungan Larik dan Lirik menjelaskan :
Dua buah bentuk puisi sunda yang dapat dikatakan bersifat arkais ialah ajimantra dan bentuk puisi pada cerita pantun. Istilah ajimantra diambil dari naskah kuno Siksa Kandang Karesyan. Sedangkan puisi pada pantuan ada tahun 1518, sama artinya dengan istilah mantra sekarang. Sedangkan puisi pada cerita pantun ada dua yakni rajah dan nataan”.
Jangjawokan suatu arti kata lain dari ajimantra. Istilah ajimantra digunakan dalam Naskah Siksa Kanda Ng Karesyan, ditulis pada tahun 1518 M. Tapi istilah Jangjawokan tidak diketahui sejak kapan. Namun Urang Sunda Tradisional lebih banyak menggunakan istilah Jangjawokan atau ajian ketimbang ajimantra. Mungkin kedua sebutan yang memiliki kesaman makna ini menandakan adanya adaptasi pemahaman, menganggap Jangjawokan (Sunda Buhun) eufimisme dari ajimantra (Sanksekerta).
Ajip Rosidi dalam buku Jangjawokan lebih menekankan pada istilah ini ketimbang menggunakan kalimat ajimantra, dengan alasan : Istilah ajimantra berasal dari India dan dalam bahasa Sunda tidak pernah digunakan. Dilihat dari segi isinya, Jangjawokan itu berupa permintaan atau perintah agar keinginan sipengguna jangjawokan dilaksanakan oleh nu gaib “makhluk gaib”.
Tapi tanpa mengoreksi paradigma diatas, timbul pertanyaan, apakah benar Jangjawokan itu ajimantra yang dimintakan kepada Makhluk Gaib ?.
Adaptasi bahasa atau keyakinan ?
Sebenarnya untuk mentraslate makna tujuan permohonan dari pelaku jangjawokan perlu juga ditelusuri melalui pemahaman tentang Hyang Tunggal ; Hyang Keresa atau Ketuhanan Yang Maha Esa serta sdejarah diri dalam Paradigma Sunda. Karena pemahaman istilah nu gaib tidak selamanya berkonotasi pada makhluk gaib, seperti jin atau makhluk halus, akan tetapi ada juga semacam cara membangkitkan spiritulitas dalam dirinya, seperti paradigma tentang raga ; bathin dan kuring.
Negasi terhadap paradigma diatas dapat dicontohkan, sebagai berikut :.
Ka Indung nu ngandung
Ka Rama nu ngayuga
Ka Indung nu teu ngandung
Ka Rama nu ngayuga
Kadulur opat kalima pancer
Pangnepikeun ieu hate
Ka Indungna anu nagnadung
Ka Ramana anu ngayuga
Ka Indungna nu teu ngandung
Ka Ramana nu ngayuga
Kadulur opat kalima pancer
Kalawan kanu ngurus jeung ngaluis si …. (anu) ……
Dst … dst …….
Saya tidak melihat adanya eksistensi nu gaib dari luar dirinya. Dalam kasus lain, bisa jadi ditujukan untuk memperkuat bathinnya, atau semacam ada perintah ingsun kepada bathinnya untuk berkomunikasi dengan ingsun orang lain.
Jika saja yang dimaksud dalam kandungan jangjawokan sama dengan yang dimaksud dalam Pantun Sunda, mengingat keduanya juga dikatarogikan sebagai puisi arkais, hemat saya dapat pula diperbandingkan dengan referensi dari Buku Jakob Sumardjo tentang ‘Khasanah Pantun Sunda’, terutama tentang ‘arkeologi pemkiran’ Urang Sunda Buhun terhadap ‘Trias Politik Sunda’. Tanpa pemahaman yang jelas niscaya “Urang Sunda” akan kehilangan sejarah pemikirannya yang hakiki.
Signal dari paradigma dan muara pernmohonan bisa pula dikaitkan dengan strata pengabdian dalam hirarki pemerintahannya. Misalnya Wado tunduk kepada Mantri ; Mantri tunduk kepada nangganan ; nangganan tunduk kepada mangkubumi ; mangkubumi, tunduk kepada ratu ; ratu tunduk kepada dewata ; dewata tunduk kepada Hyang. Dengan demikian Hyang lah yang tertinggi.
Menurut Edi S Ekajati, dalam Kebudayaan Sunda – Agama dan kepercayaan :
Kekuasaan tertinggi berada pada Sahyang Keresa (Yang Mahakuasa) atau Nu Ngersakeun (Yang Menghendaki). Dia disebut Batara Tunggal (Tuhan Yang Maha Esa), Batara Jagat (Penguasda Alam), dan Batara Seda Niskala (Yang Gaib). Jadi dalam pemahaman saya, yang membedakan masalah Keesaan Tuhan dalam Paradigma Urang Sunda Wiwitan dengan yang berikutnya terletak pada Syariatnya. Hal ini wajar, mengingat masing-masing ageman memiliki sejarah dan perkembangannya sendiri.
Dalam tradisi Jangjawokan selanjutnya ditemukan ada sebutan Allah kepada yang dimohonkan. Urang sunda biasanya membaca dengan Alloh. Konsonan “O” nya mani lekoh - khas. Bahkan ada jangjawokan dari Urang Baduy yang menggunakan istilah yang digunakan para pemeluk agama islam, seperti dalam Sawer Panganten, seperti dibawah ini :
Bismillahirohmanirohim.
Panggpunten kasadaya,
Kau nu tua ka nu anom,
Sumawon kanu sepuh mah,
Kaula bade nyembahkeun,
Nyi panganten sareng ki panganten.
Atau dalam Sadat Islam :
Sadat Islam aya dua,
Ngislamkeun badan kalawan nyawa,
Dat hirup tangkal iman,
Ngimankeun badan sakujur,
Hudang subuh banyu wulu,
Parentah Kangjeng Gusti,
Nabi Adam pangyampurnakeun badan awaking,
Sir suci,
Sir adam,
Sir Muhammad,
Muhammad Jaka lalana,
Nu aya di saluhuring alam.
Istilah dalam jangjawokan yang banyak disebut-sebut urang sunda Buhun, seperti Allah – Adam dan Muhammad tentunya tidak bisa dilepaskan dari paradigma tentang Dzat – Sifat – dan Manusia itu sendiri. Mungkin juga menandakan adanya unsur kesatuan yang hakiki antara raga, bathin dan kuring-na manusa. Memang menjadi sulit bagi saya membedakan jika masih ada istilah : Jangjawokan itu suatu permohonan (hanya) kepada Makhluk Gaib, bukan kepada Yang Maha Gaib. Tapi syah-syah saja jika digunakan dalam rangka katagorisasi puisi arkais.
Contoh lainnya do’a untuk belajar, atau agar dicerahkan pikiran. Contoh ini saya dapatkan dari Almarhum Bapak Nunung Setiya, demikian :
Allahuma hujud bungbang
Nu hurung dina jajantung
Nu ruhay dina kalilipa
Remet meteng dina angen
Bray padang ….. Alllah.
Pangmukakeun kareremet nu aya didiri kula
Bray padang,
Brya caang,
Caangna salalawasna
Lawasna Saumur kula.
Setelah Bapak Nunung meninggal kemudian saya coba telusuri dari mana asal jangjawokan itu, dan bagaimana pula bahasa aslinya. Pada akhirnya saya menemukan dari salah satu sumber, konon dahulunya berisi, demikian :
Hujud bungbang
Nu hurung dina jajantung
Nu ruhay dina kalilipa
Remet meteng dina angen
Bray padang,
Pangmukakeun kareremet nu aya didiri kula
Bray padang,
Brya caang,
Caangna salalawasna
Lawasna Saumur kula.
Jika saja yang kedua diatas diyakini bersumber dari jangjawokan yang pertama dan tidak ditemukan kalimat Tauhid, namun dalam bentuk dibawah pun tidak ditemukan adanya unsur yang memintakan kepada makhluk gaib dalam arti diluar (kekuatan) dirinya. Kecuali jika indung mu ngandung dan nu teu ngandung ; bapak nu nungayuga kalawan nu teu ngayuga ; dulur opat kalima pancer dianggap makhluk gaib ?.
Saya justru menafsirkan, dengan dicantumkannya kalimat Tauhid didalam jangjawokan tersebut, justru dikembangkan oleh urang sunda berikutnya, bertujuan memintakan legitimasi dan ijin dari yang Maha Gaib. Setidak-tidaknya bertujuan untuk mengurangi tudingan menduakan Tuhan. Tapi ada benarnya jika urang tua dulu berujar “antara Gusti jeung makhlukna euweuh watesna, leuwih deukeut jeung naon wae, malah masih jauh antara hate jeung urat beuheung”.
Ciri-ciri Janjawokan
Jangjawokan didalam koridor satra puisi arkais didefinisikan, sebagai : permintaan atau perintah agar keinginan (orang yang menggunakan jangjawokan) dilaksanakan oleh nu gaib “makhluk gaib” sebatas ini mudah dipahami, yakni para pengguna jangjawokan menggunakan makhluk gaib untuk mencapai keinginannya. Namun tidak dapat dipungkiri jika ditemukan pula jangjawokan yang menggunakan bacaan sebagaimana lajimnya digunakan oleh urang sunda yang beragama islam (lihat Sadat Buhun), dikatagorikan do’a, bukan jangjawokan. Namun apakah tidak ada jangjawokan bukan do’a ?.
Pemilahan jangjawokan dengan do’a dimungkinkan terjadi jika jangjawokan dikatagorikan sebagai bagian dari puisi sunda (arkais), serta dibahas dalam kacamata sastra. Indikator jangjawokan ditentukan berdasarkan kacamata sastra. Namun boleh saja jika jangjawokan dilihat dari kacamata lainnya. Karena ketika seseorang mengucapkan jangjawokan tentu tujuannya bukan untuk membaca puisi.
Jangjawokan diyakini memiliki kekuatan magis. Kemungkinan kekuatan dari kandungan magis yang dirasakan nyaman menyebabkan jangjawokan ditularkan secara turun temurun. Jangjawokan tidak mungkin bisa bertahan dan terkabarkan hingga sekarang jika tidak dirasakan manfaatnya dan diyakini kekuatannya. Yang jelas ada harmoni manusia dengan alamnya ketika jangjawokan itu dibacakan.
Peran jangjawokan bisa diasumsikan keberadaanya sebelum kemudian diserahkan kepada para penyembuh modern, seperti dokter ; psikolog ; atau profesi apapun yang terkait dengan masalah penyembuhan fisik dan psikis. Jangjawokan digunakan pula dalam keseharian, sebagai bagian dari tertib hidup, seperti pada kegiatan sebelum buang air dan kegiatan lainnya.
Jangjawokan dalam jenis ini bisa ditemukan dalam Jampe Kahampangan (Jampi hendak buang air kecil) ; Jampe Kabeuratan (hendak buang air besar) ; Jampe Neda (Jampi sebelum makan) ; Jampe Masamon (Jampi bertamu) dll. Konon kabar, kekuatan dari magisnya terletak pada kebersihan hati si pelafalnya dan kesungguhan bagi para penggunannya. Namun saya tidak bisa terlalu jauh masuk untuk mengetahui pengaruhnya, biarlah ini merupakan bagian dari bidang l.ainnya.
Wahyu Wibisana, mengkatagorikan: ”ajimantra (baca : Jangjawokan) merupakan sastra arkais yang pernah muncul kemudian setelah sastra sunda kuno. Dikatakan ’pernah digunakan’ dan ’pernah muncul’, karena memang saat ini kebanyakan orang sunda sudah tidak menggunakan dan sekaligus tidak mempercayai ajimantra. Hanya saja, sebagai karya sastra (yang umumnya berbentuk lisan) tetap merupakan genre tersendiri dalam sastra Sunda seperti juga pada sastra daerah lainnya di Nusantara.”.
Dari pernyataan diatas, saya yakin Kang Wahyu masih menganggap bahwa masih ada masyarakat Sunda yang menggunakan jangjawokan. Kitapun lantas tidak bisa menafsirkan masyarakat pengguna jangjawokan sebagai masyarakat ketinggalan jaman, karena realitasnya masih nyaman untuk digunakan. Dengan dimasukannya ajimantra sebagai bagian dari puisi maka masih bisa ditelusuri dan terkabarkan beritanya kepada generasi berikutnya. Setidak-tidaknya katagorisasi ini dapat menyelamatkan jangjawokan sebagai asset budaya bangsa, sekalipun hanya dinikmati sebagai karya seni, tidak pada unsur magisnya.
Ciri-ciri Jangjawokan.
Jangjawokan menurut Wahyu Wibisana memiliki ciri-ciri, yakni :
1. menyebutkan nama kuasa imajiner, seperti : Pohaci Sanghiyang Asri, Batara, Batari dll.
2. dalam kalimat atau frase yang menyatakan si pengucap janjawokan berada pada posisi yang lebih kuat, otomatis berhadapan dengan pihak yang lemah.
3. berhubungan dengan konsvensi puisi, merupakan kelanjutan dari gaya Sastra Sunda Buhun dan cerita Pantun, yakni adanya desakan atau perintah, disamping himbauan, tegasnya bersifat imperative dan persuasif.
4. masih berhubungan dengan konvensi puisi, adanya rima-rima dalam jangjawokan. Rima-rima dimaksud memiliki fungsi estetis ; membangun irama ; fungsi magis ; fungsi membuat ingatan orang yang mengucapkan.
5. adanya lintas kode bahasa pada ajimantra yang hidup di Priangan dan Baduy. Bahasa jangjawokan tersebut diserap seutuhnya atau disesuaikan dengan lidah pengucapnya.
6. terkesan sebagai sastra arkais yang pernah muncul kemudian setelah sastra sunda.
Ciri-ciri diatas tentunya dilihat dari katagori Jangjawokan sebagai bagian dari puisi arkais sunda. Jadi wajar jika ada tekanan tujuan dari materi jangjawokan ; gaya sastra dan gaya bahasa ; rima-rima ; dan kelahirannya paska sastra sunda.
Penyebutan Kuasa Imajiner
Pengertian imajiner berpusat pada pemikiran yang berhubungan dengan makhluk gaib yang dianggap mempunyai kekuasaan dan kewenangan dan berada di tempat tertentu. Pada tataran keyakinan dan kepercayaan bahwa dengan cara tertentu, kekuasaan dan kewenangan makhluk gaib itu dapat dimanfaatkan manusia untuk tujuan-tujuan yang dikehendakinya, sebagaimana dalam Jangjawokan.
Nama-nama kuasa imajiner yang dimaksudkan tentunya sangat terkait dengan istilah-istilah yang digunakan urang Sunda Buhun. Seperti Pohaci Sanghyang Asri ; Batara dan Batari ; Sri Tunggal Sampurna ; Malaikat Incer Putih ; Raden Angga Keling ; Ratu Teluh ti Galunggung ; Sang Ratu Babut Buana. Penyebutan kuasa imajiner tersebut, seperti contoh dibawah ini :
Jampe Masamoan
Nu ngariung jiga lutung
Nu ngarendeng jiga monyet
Nya aing mandaha !
Maung pundung datang turu
Badak galak datang depa
Galudra di tengah imah
Kakeureut kasieup ku pohaci awaking.
Jampe masamoan diatas bertujuan agar memiliki kekuatan yang tersinari pohaci yang ada didalam dirinya. Bahkan ada semacam perintah bathin kepada siapapun yang ada ditempat pasamoan tersebut untuk tunduk dan menerima kehadirannya. Mungkin juga dapat ditafsirkan adanya perintah bathin orang yang hendak bertamu kepada bathin pihak”nu dipasamoan’.
Contoh perintah bathin ini dapat dilihat dari asihan asihan seperti dibawah ini, sebagai berikut :
Ka Indung anu ngandung
Ka Rama anu ngayuga
Ka Indung nu teu ngandung
Ka Rama anu teu ngayuga
kadulur opat kalima pancer
Pang nepikeun ieu hate
Ka Indung na anu ngandung
Ka Rama na anu ngayuga
Ka Indung na nu teu ngandung
Ka Rama na anu teu ngayuga
Kadulur na opat kalima pancer
Kalawan kanu ngurus ngaluis hirup jeung huripna... (sianu) .......
Pamugi sing ....................................................
Jangjawokan diatas terasakan adanya perintah bathin (rasa) dari pembaca jangjawokan kepada bathin (rasa) orang yang dituju untuk melaksanakan apa yang dikehendakinya. Perintah dan urusan koridor bathin ini sangat nampak ketika pemohon memerintahkan bathinnya untuk menyampaikan kepada bathin tujuannya. Seperti ada eksistensi indung dan bapak anu ngandung kalawan nu teu ngandung. Kemudian disebut pula eksistensi dari saudara yang empat dan pancernya.
Dalam konteks yang sama ditemukan pula istilah-istilah spiritual yang lajim digunakan orang sunda penganut agama islam. Sehingga kuasa imajiner jika ditafsirkan sebagai sesuatu yang gaib atau makhluk terasa menjadi rancu jika kita membaca jangjawokan seperti dibawah ini.
Jampe Unggah
Ashadu sahadat bumi
Ma ayu malebetan
Bumi rangsak tanpa werat
Lan tatapakan ing Muhammad
Birahmatika ya arohmana rohomin
Jampe Turun
Allohuma ibu bumi
Medal tapak tatapakan
Turun wawayanging ing Muhamad
Birahmatika ya arohma rohimin.
Jika saja ditelaah lebih lanjut dari kedua jangjawokan terakhir, saya sendiri menjadi maklum, bahwa permohonan bathin kepada sesuatu ”Yang Gaib” dimintakan ijin terlebih dahulu kepada ”Yang Maha Gaib”, atau dapat juga disimpulkan bahwa atas kehendak yang Maha Gaib maka Yang Gaib itu bisa diperintahkan.
Istilah ”Nu Gaib” disini tentunya menimbulkan pertanyaan, Nu Gaib anu mana ?. Mungkin alangkah lebih bijaknya jika mendefinisikan jangjawokan dengan cara menggunakan paradigma dari para penggunanya, yakni masyarakat Sunda Buhun. Dalam paradigma masyarakat Sunda Buhun, terutama ketika mengkaji dan menemukan sejarah diri akan terungkap ada tiga unsur yang menyebabkan manusa hirup jeung hurip, yakni unsur lahir (raga) ; bathin (hidup) dan kuring (aku). Kuring atau aku bertindak sebagai driver bagi lahir dan bathin, bagi raga jeung hirupna. Aku pula yang memanaje raga dan bathin.
Dari paradigma tersebut tentunya dapat disimpulkan, bahwa nu gaib itu bukan sesosok makhluk yang ada diluar dirinya, melainkan nu ngancik dina dirina.
Pengguna Jangjawokan sebagai pemberi perintah
Dalam jangjawokan, si pengguna bertindak sebagai pemberi perintah bathin, paling tidak sebagai pihak yang ‘menginginkan’ sesuatu. Oleh para sastrawan diposisikan sebagai pihak yang lebih kuat terhadap penerima perintah. Misalnya :
Nu ngariung jiga lutung
Nu ngarendeng jiga monyet
Nya aing mandahna
…………..
kakeureut ka sieup ku pohaci awaking
Atau :
Curuk aing curuk angkuh
Bisa ngangkuh putra ratu
……
mangka reret soreang
soreang ka badan awaking
Sipemberi perintah hemat saya tidak selamanya memposisikan diri sebagai pihak yang lebih kuat, karena ada juga kecenderungan kalimat yang dapat ditafsirkan sebagai permohonan atau himbauan, bukan perintah. Jika perhadapkan dengan yang kuat dan yang lemah, maka sangat tepat jika ia sebagai pihak yang lebih rendah dan sedang menginginkan sesuatu.
Tipe jangjawokan semacam diatas, seperti dibawah ini :
Jampe nyimpen Beas
Mangga Nyi Pohaci
Nyimas Alane Nyimas Mulane
Geura ngalih ka gedong manik ratna inten
Abdi ngiringan
…………….
Dari kalimat tersebut lebih jauh dari unsure memerintah. Sekalipun menaruh harapan besar untuk melakukan. Namun lebih tepay jika dikatagorikan membujuk untuk melakukan. Contoh lainnya, seperti dalam Jampe ngisikan : Mangga Nyimas Alene Nyimas Mulane - Geura siram dibanyu mu’min - Di Talaga Kalkaosar - Abdi ngiringan ……dst”
Saya menemukan beberapa kasus. Untuk jenis jangjawokan tertentu, seperti pangabaran atau asihan, penyatuan bathin dan kandungan jangjawokan dilakukan melalui proses ‘kuru cileuh kentel peujit’. Mungkin ini untuk menumbuhkan kesungguhan dan keteguhan hati serta keyakinan agar tujuan tersebut bisa dicapai. Dalam temuan saya (mungkin suatu kebetulan), dilakukan pula oleh masyarakat yang bukan penganut ajaran Sunda Buhun.
Cara-cara dan budaya demikian bukan hanya dilakukan oleh ‘urang sunda buhun’ bahkan sampai sekarang masih ada yang melakukannya. Misalnya melakukan dengan cara berpuasa dalam jumlah hari tertentu ; melakukan wirid ; atau melakukan shalat malam. Sedangkan ukuran keberhasilannya tidak sama dengan peta pengalaman seperti makan rawit, langsung terasa pedasnya, atau bisa dinikmati.
Penekanan perintah
Dalam jangjawokan sering ditemukan pengulangan perintah atau semacam ‘penegasan perintah untuk dilaksanakan’. Perintah ini bersifat imperatif atau persuasif, misalnya :
Bray padang, Bray caang
Caangna salalawasna,
lawasna Saumur kula
……………………………
mangka langgeng mangka tetep
mangka hurip kajayaan
Kalimat ini tentunya bukan sekedar penegasan, namun dapat juga diartikan sebagai kesungguhan untuk mencapai apa yang dikehendakinya.
Penutup
Sebenarnya sangat sulit mendifinisikan jangjawokan, kecuali dari kandungan keinginan yang termaktub didalam jangjawokan itu sendiri. Jika dinyatakan meminta kepada makhluk gaib, namun yang ditemukan adalah upaya menguatkan bathinnya, bahkan ada negasi tentang eksistensi Tuhan. Kemudian, jika saja dinyatakan sebagai perintah, itupun sulit diderfinisikan, mengingat ada pula janjawokan yang isinya memohon atau menghimbau.
Jangjawokan adalah hasil cipta, karsa dan rasa manusia Sunda. Memiliki akar kesejarahan yang mandiri. Sejalan dengan perkembangan dan sejarah pemahaman tentang keyakinan dan sejarah diri, bahkan pernah dirasakan manfaatnya. Jangjawokan bukan sekedar puisi yang dapat dinikmati kata-katanya, namun sebagai sesuatu yang diyakini memiliki kekuatan. Biarlah jangjawokan ‘diampihan’ sebagai puisi, agar tidak hilang dan dapat terkabarkan dikemudian hari.
Mun seug tea mah aya nu nyungsi rusiah jangjawokan, dipaluruh nepi ka wates wangenna. Tinangtu bakal panggih jeung sajatining hirup jeung huripna. Nu gaib lain makhluk nu misah tina ingsunna. Nu ngulon, ngaler, ngetan jeung ngidul, lain nu nyengkal tina pancerna. Sakabehna aya na hate jeung rasana, aya dina uteuk jeung pikiranana. Ibarat gula jeung amisna, uyah jeung asinna, ngajirim ngajadi hiji, kalawan tinekenan bakal kabuka rusiah, saha ari urang ? timana ari urang ? jeung rek kamana ari urang ?. Sabab mun manusa geus wawuh jeung dirina tinangtu bakal wawuh ka Gunti na.(Cag).
sumber:http://mirwansmart.blogspot.com
Langganan:
Postingan (Atom)