Selasa, 10 November 2009

Bahasa Sunda Tempati Tingkat Ketiga

Senin, 2 November 2009 | 12:38 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com--Bahasa Sunda, sama dengan bahasa daerah lainnya, berada dalam level ketiga dalam penggunaan bahasa dunia, sehingga banyak siswa yang menganggap mata pelajaran bahasa daerah Jawa Barat ini, kurang menarik untuk dipelajari.

Dalam komunikasi internasional, kata dosen Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Safrina, di Bandung, Jumat,
bahasa yang banyak digunakan adalah bahasa Inggris. Untuk komunikasi tingkat nasional, adalah bahasa nasional, dan untuk komunikasi di daerah adalah bahasa daerah setempat.

"Karena itu, tidak bisa disangkal lagi kalau banyak siswa yang menganggap mata pelajaran bahasa Sunda itu kurang menarik, karena adanya pada level ke tiga," katanya.

Untuk mengubah anggapan tersebut, menurut dosen bahasa Inggris ini, guru bahasa Sunda harus pandai-pandai menyiasati agar siswa bisa tertarik oleh bahasa yang kini dilindungi dan diakui Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) ini.

Caranya, menurut Safrina, dalam menyampaikan mata pelajaran bahasa Sunda guru yang bersangkutan harus berupaya agar siswa merasa tertarik kepada gurunya dulu, tidak perlu memaksakan agar siswa dapat tertarik oleh mata pelajaran tersebut.

"Buatlah anak didik kita ini tertarik dulu kepada kita, baru setelah itu kita sampaikan mata pelajaran bahasa Sunda, yang menurut mereka kurang menarik itu, dengan cara yang menarik pula," kata Safrina.

Sama halnya dengan Safrina, guru bahasa Sunda SMP Negeri 13 Bandung, Cece Hidayat, menyarankan agar guru bahasa Sunda kreatif dalam menyampaikan mata pelajaran ini kepada sisawanya.

Berdasarkan pengalamannya, Cece mengatakan, selain secara formal di dalam kelas, mata pelajaran bahasa Sunda juga perlu disampaikan di luar kelas, misalnya mengajak siswa ke perpustakaan atau menonton pergelaran teater berbahasa Sunda.

Begitu pula dalam berbicara, kata Cece, siswa jangan terlalu diikat oleh undak usuk basa (tingkatan penggunaan kata dalam bahasa/istilah dalam tata bahasa Sundatata) Sunda dulu.

"Biarkan saja mereka berbicara dengan lawan bicaranya dalam bahasa Sunda yang sederhana, jangan menyalahkan mereka saat ada undak usuk basa yang salah penempatannya," demikian Cece.

JY

Editor: jodhi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar