Selasa, 17 November 2009

LALAB DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT SUNDA

Dalam budaya dan kehidupan masyarakat Sunda, lalab sudah merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan sejak dahulu. Kalau dahulu lalab memiliki arti tersendiri dalam kehidupan tradisi di pedesaan, sekarang sudah merupakan bagian dari lingkungan kehidupan modern masyarakat kota. Lalab yang terdiri dari daun, pucuk, buah muda atau biji tanaman segar, sudah merupakan bagian dari program WHO “back to nature” atau makanan kaya serat, mineral dan vitamin untuk kesehatan dan kebugaran.

Lalab atau sayuran merupakan makanan berserat. Karenanya memakan lalab dan sayuran mentah akan banyak manfaatnya untuk kesehatan dan kebugaran tubuh serta kehalusan dan keindahan kulit, terutama untuk kulit muka wanita. Kalau masyarakat Barat (khususnya Eropa dan Amerika) bangga terhadap makanan segar asal tanaman yang disebut salads, maka masyarakat Indonesia juga bangga dengan “lalab” khususnya bagi kalangan masyarakat Sunda.

Obat peningkat “gairah”, tidak selamanya harus berasal dari obat hasil pabrikan yang mengandung banyak unsur kimia. Dalam hal ini kalau terus menerus dikonsumsi akan mempunyai efek samping. Obat-obatan yang berasal dari bahan-bahan alami seperti tanaman khususnya bagian dari tertentu yang berkhasiat sebagai obat dapat meningkatkan gairah.

Lalab “Tempo Doeloe”

Dari catatan lama tentang adat, kebiasaan dan tradisi orang Sunda, yang disebut lalab “tempo doeloe” umumnya berbentuk daun muda atau pucuk tanaman dari tumbuh-tumbuhan liar, baik yang ditemukan di hutan, sawah, kebun serta tempat-tempat lainnya. Jenis-jenis dari tanaman lalab tempo doeloe yang sekarang masih ada bahkan masih bisa dibeli atau didapatkan, serta jenis tanaman yang hanya tinggal kenangan merupakan masalah yang belum banyak dibicarakan. Misalnya saja antanan, gelang, gewor, godobos, jotang, jonge, sintrong dan senggang, saat ini masih bisa didapatkan di pedesaan. Walau dalam keadaan sudah langka, lalab tempo doeloe seperti bunut, jambu mede, jambu bol, koang, kosambi, kemang, kihapit, lampeni, mareme, putat dan sebagainya, kadang-kadang masih bisa ditemukan juga.

Lalab di Tempat Kondangan

Kehadiran lalab - sambal pada acara kondangan di Jawa Barat, sudah merupakan hal yang umum dan biasa. Misalnya untuk mengurangi peningkatan kadar kolesterol dalam darah yang diakibatkan makanan berlemak, dengan memakan lalab akan banyak menolong dalam menurunkan kadar lemak dalam darah. Tercatat lebih dari 10 jenis lalab yang umumnya ditemukan pada acara kondangan seperti kubis, buncis, ketimun, labu muda, paria, kacang panjang, imba (kedondong cina), daun ketela, terung, tespong dan surawung.

Lalab di Rumah Makan Sunda

Keberadaan rumah makan ke-Sunda-an ternyata bukan hanya di daerah Jawa Barat saja, tetapi sudah merambah ke daerah di luar Jawa Barat. Lalab sambal merupakan daya tarik yang khas pada rumah makan Sunda disamping pepes ikan, cobek ikan, ikan bakar dan sebagainya. Rasanya makanan kurang nikmat kalau didalam menunya tidak terhidang lalab dengan sambalnya. Beberapa jenis lalab yang sudah biasa dihidangkan adalah daun ketela pohon, jaat, jengkol, leunca, petai, seladah air, serawung, terung dan tespong.

Lalab dan Penyakit Masa Kini

Tanaman sejak pucuk, daun, bunga, buah, batang dan umbi mengandung zat gizi yang baik untuk pertumbuhan dan kesehatan tubuh. Beberapa lalab yang berkhasiat untuk pencegahan dan penyakit adalah sebagai berikut:

1. Kencing manis/diabetes mellitus: bisa diobati dengan 3 jenis makanan/lalab, yaitu koneng gede, temulawak, jengkol dan petai.
2. Penyakit Maag: bisa diobati dengan kunyit (kunir atau koneng), caranya adalah dengan memarut kunyit, tambahkan air matang, disaring tambahkan sebutir kuning telur, dan diminum setiap hari setelah sarapan pagi.
3. Obat lemah syahwat dan awet muda: Dengan mencampur 5 buah kembang sirih kering ditambah sedikit merica dan ragi kue, digerus hingga hancur menjadi tepung.
4. Obat peningkat “gairah”: Kalau rutin memakan biji wijen, biji waluh/labu besar, ginseng, dikeringkan dan dibuat serbuk serta diseduh air akan bisa meningkatkan gairah.
5. Bau mulut dan badan: Dengan sering makan lalab daun beluntas atau meminum rebusan daun sirih.

Sumber : www.sundanet.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar